tag:blogger.com,1999:blog-18441595283360575932024-03-19T16:16:37.149+05:00Masathoku Webblog“Barangsiapa yang hari ini sama dengan kemarin, dia telah merugi. Dan barangsiapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia telah beruntung.”H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.comBlogger94125tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-79702986983437257832019-09-26T03:39:00.001+05:002019-09-26T03:39:14.726+05:00Live relay kajian shubuh bersama Habib Umar bin Hafidzhttps://youtu.be/dBU2ZjP3bB0H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-25216515628228676572019-08-18T07:20:00.001+05:002019-08-18T07:20:17.517+05:00LIVE RELAY Rangkaian Puncak Kegiatan Haul Akbar AL HABIB ABUBAKAR BIN MU...<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="344" src="https://www.youtube.com/embed/4bz4SxM6a7g" width="459"></iframe>H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-7564714011491347932019-08-18T03:43:00.001+05:002019-08-18T03:43:33.900+05:00LIVE RELAY Rangkaian acara Rauhah & haul Akbar AL HABIB ABUBAKAR BIN MUH...<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="270" src="https://www.youtube.com/embed/3gcBVUR8Aa4" width="480"></iframe>H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-51248062990880789982019-01-04T12:26:00.001+05:002019-01-04T12:26:53.696+05:00AMALAN PELUNAS HUTANG<p dir="ltr">Abdul Qodir Mauladdawilah:<br>
AMALAN PELUNAS <u>HUTANG</u></p>
<p dir="ltr">Al Habib Ali bin Husein Al Attas atau lebih dikenal dengan Habib Ali Bungur (ulama masyhur ditanah Betawi) dalam kitab Al Qirthos-nya menyebutkan satu riwayat:</p>
<p dir="ltr">يروي ان من صلي ركعتين قبل طلوع الفجر‘يقراء في كل ركعۃ الفاتحۃ وايۃ الكرسي ثلاث مرات والكافرون مرۃ والاخلاص ۱۱ مرۃ ثم يقول بعد الفراغ : سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم استغفرالله ۱۰۰ مرۃ‘قضي الله دينه ووسع عليه رزقه.</p>
<p dir="ltr">Barang siapa shalat dua raka'at sebelum terbit Fajar. Dalam setiap raka'atnya ia membaca :</p>
<p dir="ltr">1) Al-Fatihah<br>
2) Ayat Kursi 3x<br>
3) Surat Al-Kafirun 1x<br>
4) Surat Al-Ikhlas 11x</p>
<p dir="ltr">Kemudian setelah shalat ia membaca:</p>
<p dir="ltr">سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيمِ أَسْتَغْفِرُ الله</p>
<p dir="ltr">"subhanallah wabihamdihi subhanallahil adhim astagfirullah" 100x</p>
<p dir="ltr">Maka Allah akan melunasi hutangnya dan melapangkan rizkinya.</p>
<p dir="ltr">Amin ya rabbal'alamin.. Bagi Anda yang ingin mengamalkan ijazah-ijazah di atas, silakan share postingan ini dan ketik "Qobiltu (saya terima)" pada kolom komentar dibawah ini.#muhibbinulamadanhabaib #cintaulama #cintahabaib #cintazuriatrasulullah #abahgurusekumpul #waliallah #ahlussunnahwaljamaah @muhibbin_ulama_dan_habaib</p>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-27710421049909494662018-12-29T06:25:00.003+05:002018-12-29T06:25:17.497+05:00Live Streaming Relay "Haul Shohib Maulid Simtudduror Alhabib Ali bin Muh...Live Streaming Relay "Haul Shohib Maulid Simtudduror Alhabib Ali bin Muh...H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-71686167951134131802018-12-29T06:25:00.001+05:002018-12-29T06:25:16.741+05:00Live Streaming Relay "Haul Shohib Maulid Simtudduror Alhabib Ali bin Muh...Live Streaming Relay "Haul Shohib Maulid Simtudduror Alhabib Ali bin Muh...H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-56210350285980652022018-03-17T08:05:00.000+05:002018-03-17T08:05:35.495+05:00Beasiswa santri berprestasi 2018<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Alhamdulillah beasiswa tahunan dari Pontren Kemenag telah dibuka. monggo kunjungi website <a href="http://pbsb.ditpdpontren.kemenag.go.id/" target="_blank">PBSB </a>nya agar lebih jelas<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZU7767g_-Fisr-GgyK-CNfjBpKHn5k1H34VWYMdJH2IjLvY3NfSX6bfvei-plo00m3WShcY8j9h7FseOILrfA3eTnKw3-66faEoQp2rGLkypkKKSynhXmk7-65ZE2ImptBGxqPs-fsM8/s1600/rtrhdfg.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" data-original-height="678" data-original-width="1275" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZU7767g_-Fisr-GgyK-CNfjBpKHn5k1H34VWYMdJH2IjLvY3NfSX6bfvei-plo00m3WShcY8j9h7FseOILrfA3eTnKw3-66faEoQp2rGLkypkKKSynhXmk7-65ZE2ImptBGxqPs-fsM8/s400/rtrhdfg.PNG" title="http://pbsb.ditpdpontren.kemenag.go.id/" width="400" /></a></div>
<br /></div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-39744876126870218792018-01-08T08:51:00.001+05:002018-01-08T09:33:00.747+05:00Haul Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi 1439 H Senin, 8 januari 2018Live streaming Haul Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi 1439 H Senin, 8 januari 2018 Solo<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /><iframe width="320" height="266" class="YOUTUBE-iframe-video" data-thumbnail-src="https://i.ytimg.com/vi/0zpmUdVewGY/default_live.jpg" src="https://www.youtube.com/embed/0zpmUdVewGY?feature=player_embedded" frameborder="0" allowfullscreen></iframe></div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-28954670402726474502017-06-24T00:54:00.001+05:002018-01-08T09:25:05.229+05:00KHUTBAH IDUL FITRI 1438 H<div dir="ltr">
KHUTBAH IDUL FITRI 1438 <u>H</u>:</div>
<div dir="ltr">
KEMBALI KEPADA KETAKWAAN</div>
<div dir="ltr">
Oleh : Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil</div>
<div dir="rtl">
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر</div>
<div dir="rtl">
إِن الْحَمد لله نحمده ونستعينه وَنَسْتَغْفِرهُ ونعوذ بِاللَّه من شرور أَنْفُسنَا وَمن سيئات أَعمالنَا من يهده الله فَلَا مضل لَهُ وَمن يضلل فَلَا هادي لَهُ وَأشْهد أَن لَا إِلَه إِلَّا الله وَحده لَا شريك لَهُ وَأشْهد أَن مُحَمَّدًا عَبده وَرَسُوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين وسلم تسليما. أما بعد: فيا عباد الله أوصيكم ونفسي بتقوى الله وطاعته لعلكم تفلحون، قال الله تعالى: يَا أَيهَا الَّذين آمنُوا اتَّقوا الله وَقُولُوا قولا سديدا</div>
<div dir="ltr">
Allahu Akbar3x Wa Lillaahim Hamd<br />
Kaum Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dimuliakan Allah SWT</div>
<div dir="ltr">
Ibadah puasa yang kita laksanakan dalam kurun sebulan, kini telah berakhir. Fajar 1 Syawwal telah</div>
<a name='more'></a> terbit. Kita telah meninggalkan bulan yang penuh rahmat dan ampunan dengan berbagai amal dan kesan mendalam. Pada hakikatnya, puasa Ramadhan merupakan sarana penunjang bagi kita menyelupkan diri dalam ketakwaaan kepada Allah SWT, sarana memperbaiki diri, sehingga selepas Ramadhan kita menjadi pribadi yang lebih baik, dari segi iman, Islam, dan ihsan. Menjadi pribadi yang baik adalah menjadi orang yang bertakwa kepada Allah, melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, memiliki akhlak yang mulia, dan menjadi pribadi yang kembali kepada kesucian. <br />
<div dir="ltr">
Ukuran sukses atau tidaknya seseorang dalam menjalani ibadah di bulan Ramadhan adalah memiliki ketakwaan dalam perbuatan dan perkataan. Ketakwaan yang tidak hanya berdampak positif secara pribadi, namun memantulkan cahaya “Khoirun naas anfa`uhum linnas (Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain),” pantulan yang menebarkan kesalehan sosial. </div>
<div dir="ltr">
Kembalinya orang-orang yang berpuasa kepada ketakwaan yang sebenarnya kepada Allah dicirikan dengan empat sikap, seperti yang dikatakan oleh Sayidina Ali bin Abi Thalib ra, sepupu sekaligus menantu Nabi kita Muhammad SAW. Pada suatu hari, sebagaimana yang kami kutip dari kitab Al-Jawahir Al-Lu`luiyyah fi Syarh Hadiits Arba`in An-Nawawiyyah, Sayidina Ali ditanya oleh seseorang. “Wahai Imam Ali, apa saja ciri orang yang bertakwa kepada Allah?”</div>
<div dir="ltr">
Sejurus kemudian, beliau menjawab, ada empat ciri ketakwaan dalam diri seseorang:</div>
<div dir="rtl">
الخَوْفُ مِنَ الجَلِيْلِ وَالعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَالاِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ وَالقَنَاعَةُ بِالقَلِيْلِ</div>
<div dir="ltr">
“Takut kepada Allah yang Maha Agung, mengamalkan Al-Quran yang diturunkan, menyiapkan bekal sebelum tiba hari kematian, dan menerima rezeki yang sedikit.”</div>
<div dir="ltr">
Dari ungkapan tersebut ada empat sikap yang harus kita miliki agar kita menjadi orang yang bertakwa kepada Allah. Pertama, memiliki perasaan takut kepada Allah. Perasaan takut kepada Allah tidak sama dengan takut ke mahkluk-Nya. Kalau, misalnya, kita berhadap-hadapan dengan hewan buas nan liar, tentu akan mengambil langkah seribu, kita lari terbirit-birit, menjauh darinya agar tidak menjadi korban terkaman hewan buas tersebut. </div>
<div dir="ltr">
Namun takut kepada Allah, bukan berarti kita lari dari Allah, menjauh dari-Nya, tidak salat, puasa, zakat, dan haji, dengan dalih, “Aku takut kepada Allah.” Secara bahasa Khauf adalah lawan kata amn. Al-Amn berarti rasa aman, maka khauf berarti rasa takut. Secara istilah Khauf adalah pengetahuan yang dimiliki seseorang di dalam hatinya tentang kebesaran dan keagungan Allah serta kepedihan siksa-Nya SWT.</div>
<div dir="ltr">
Takut kepada Allah mengandung makna takut terhadap murka dan siksa Allah sehingga selalu berusaha sekuat tenaga untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala yang dilarang oleh-Nya. Inilah makna al-khoufu minal jalil, takut kepada Allah.</div>
<div dir="ltr">
Allahu Akbar3x Wa Lillaahim Hamd<br />
Kaum Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dimuliakan Allah SWT</div>
<div dir="ltr">
Suatu hari ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai. Ketika berjalan-jalan dia melihat seorang anak kecil sedang mengambil wudhu sambil menangis. Melihat anak kecil tadi menangis, orang tua itu pun berkata, “Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?”</div>
<div dir="ltr">
Anak kecil itu berkata, “Wahai kakek, saya telah membaca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, 'Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum' (Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu..) Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka.” </div>
<div dir="ltr">
Orang tua itu berkata, “Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalam api neraka.” </div>
<div dir="ltr">
Anak kecil itu berkata, “Wahai kakek, kakek adalah orang yang berakal, tidakkah kakek lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali yang mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakarnya orang dewasa.” </div>
<div dir="ltr">
Orang tua itu kembali berkata, kali ini dengan menangis, “Sungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa, maka bagaimanakah keadaan kami nanti?”</div>
<div dir="ltr">
Itulah sepenggal kisah yang sangat menyentuh hati. Kisah yang memberikan suatu motivasi dan inspirasi kepada setiap kita untuk meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah SWT serta menyadarkan setiap kita yang sering terhipnotis gemerlap perhiasan dunia sehingga lalai akan kebersamaan Allah dalam setiap aktivitas. Bukankah Allah telah mengingatkan kita, </div>
<div dir="rtl">
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيد</div>
<div dir="ltr">
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf :18). </div>
<div dir="ltr">
Bahkan pada ayat sebelumnya,</div>
<div dir="rtl">
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ</div>
<div dir="ltr">
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaaf :16-17). </div>
<div dir="ltr">
Allahu Akbar3x Wa Lillaahim Hamd<br />
Kaum Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dimuliakan Allah SWT</div>
<div dir="ltr">
Ciri takwa yang kedua adalah mengamalkan isi kandungan Al-Quran. Al-Quran merupakan firman Allah yang berisi beragam ilmu pengetahuan sekaligus panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia sampai selamat tiba di akhirat. Allah menurunkan Al-Quran sebagai petunjuk, penjelasan, dan pembeda antara yang hak dan batil. </div>
<div dir="ltr">
Mengamalkan al-Quran merupakan seruan yang ditujukan kepada setiap muslim. Seluruh kaum muslim memiliki tanggung jawab dalam menjadikan Al-Quran sebagai pedoman dalam segala aspek kehidupan. Tidak ada satu pun hal yang tidak disebutkan dalam Al-Quran. </div>
<div dir="ltr">
Pertanyaan besar buat kita, bagaimana bisa kita mengamalkan Al-Quran jika kita tidak bisa merenungi isinya? Pertanyaan berikutnya, bagaimana mungkin akan mampu membaca dan merenunginya, jika kita belum bisa atau sedikit membaca Al-Quran? </div>
<div dir="ltr">
Mari kita koreksi diri kita dan keluarga kita. Berapa banyak dari diri kita, suami, istri, dan anak-anak, murid-murid, mahasiswa-mahasiswi kita yang masih belum bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Berapa banyak dari diri kita yang lebih asyik membaca koran, majalah, berita-berita lewat dunia online, tinimbang membaca Al-Quran. Berapa banyak dari rumah kita, tempat kerja, dan sekolah kita yang kosong melompong dari ayat-ayat Allah yang Maha Suci itu.</div>
<div dir="ltr">
Sungguh, sangat miris melihat masih banyak generasi muda-mudi kita yang lebih fasih melantunkan lagu-lagu, merapalkan lirik-lirik percintaan penuh syahwat, tinimbang membasahi bibir dengan kalam Allah yang Maha Benar dengan segala firman-Nya.</div>
<div dir="ltr">
Sungguh beruntung orang tua yang memiliki kepedulian atas nasib anaknya dalam membisakan diri untuk membaca Al-Quran. Orang tua inilah yang akan diberi mahkota oleh Allah, seperti sabda Nabi Muhammad SAW :</div>
<div dir="rtl">
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَ فِيكُمْ فَمَا ظَنُّكُمْ بِاَلَّذِي عَمِلَ بِهَذَا</div>
<div dir="ltr">
“Siapa yang yang membaca Al-Qur`an dan mengamalkannya, kelak kedua orangtuanya akan diberi mahkota oleh Allah, cahayanya lebih bersinar terang dari sinar matahari yang masuk ke rumah-rumah di dunia. Apalagi bagi yang membacanya.” (HR. Abu Dawud).</div>
<div dir="ltr">
Allahu Akbar3x Wa Lillaahim Hamd<br />
Kaum Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dimuliakan Allah SWT</div>
<div dir="ltr">
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, bahwa kelak Al-Qur`an kelak di akhirat nanti akan datang kepada ahli-ahlinya. Ia akan datang dengan seindah-indahnya bentuk dan ia bertanya, “Kenalkah kamu kepadaku?”</div>
<div dir="ltr">
Maka orang yang pernah membaca akan menjawab, “Siapakah kamu?” Maka Al-Qur`an berkata, “Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari.” </div>
<div dir="ltr">
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : “Adakah kamu Al-Qur'an?” Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah SWT, lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya. Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya: “Dari manakah kami memperoleh ini semua, padahal amal kami tidak sampai ini?” Lalu dijawab, “Kamu diberi ini semua karena anak kamu telah mempelajari Al-Qur`an.”</div>
<div dir="ltr">
Jika kita ingin dimasukkan ke dalam gerbong orang-orang yang bertakwa, maka bersikaplah konsisten (istikamah) dalam membaca, merenungi, dan mengamalkan Al-Quran.</div>
<div dir="ltr">
Allahu Akbar3x Wa Lillaahim Hamd<br />
Kaum Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dimuliakan Allah SWT</div>
<div dir="ltr">
Ciri takwa ketiga, seperti disebutkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib adalah bersiap-siap menghadapi hari kemangkatan. Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Kematian atas setiap makhluk hidup merupakan kepastian dan bagian dari keimanan kita kepada Allah. Ajal datang memburu kita tanpa pandang bulu. Ajal datang tanpa melihat sehat dan sakitnya seseorang, tua dan mudanya seseorang, besar dan kecilnya seseorang, bahkan janin yang masih ada dalam kandungan ibunya akan mati jika ajal menjemputnya.</div>
<div dir="ltr">
Bagi kita, seharusnya, bukan bertanya kapan kita akan mati. Tapi lebih baik kita bertanya, amal apa yang kita siapkan untuk menghadapi kehidupan setelah mati. Jawaban apa yang kita berikan di hadapan Allah atas segala tingkah laku kita selama kita masih diberi kesempatan hidup di muka bumi ini. </div>
<div dir="ltr">
Suatu hari, Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang siapakah orang-orang yang beruntung. Nabi menjawab:</div>
<div dir="rtl">
أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا، وَأَحْسَنُهُمْ لَهُ اسْتِعْدَادًا قَبْلَ أَنْ يَنْزِلَ بِهِ، أُولَئِكَ هُمُ الْأَكْيَاسُ</div>
<div dir="ltr">
“Orang-orang yang beruntung itu adalah mereka yang paling banyak ingat mati dan menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya (dengan amal saleh) sebelum ajal datang kepadanya.” (HR. Mujahid)</div>
<div dir="ltr">
Dalam sebuah kesempatan, Kumail bin Ziyad pernah menceritakan pengalamannya berjalan menemani Sayidina Ali. Ketika tiba di suatu pekuburan, Sayidina Ali berhenti dan berkata, “Wahai penghuni tempat yang sarat ujian, wahai penghuni tempat yang menyekam, bagaimana keadaan kalian? Kami kabarkan kepada kalian, bahwa harta-harta kalian telah menjadi warisan, anak-anak kalian menjadi anak-anak yatim, dan pasangan kalian telah menikah dengan orang lain. Inilah kabar dari kami untuk kalian. Maukah kalian memberitahu kami apa yang sedang kalian alami sekarang ini?”</div>
<div dir="ltr">
Selepas bertanya sedemikian rupa, Imam Ali menoleh kepada Kumail dan berkata, “Wahai Kumail, seandainya memberi mereka izin untuk berbicara, sungguh mereka akan berkata, sebaik-baik bekal adalah takwa.”</div>
<div dir="ltr">
Kata Sayidina Ali memberi nasihat kepada Kumail, “Kuburan itu adalah kotak berisi amal, ketika ajal datang kepadamu, engkau baru mengetahui bagaimana amal perbuatanmu.”</div>
<div dir="ltr">
Allahu Akbar3x Wa Lillaahim Hamd<br />
Kaum Muslimin, Jamaah Shalat Idul Fitri yang Dimuliakan Allah SWT</div>
<div dir="ltr">
Keempat, ciri takwa dalam diri seseorang adalah, menerima segala pemberian Allah dengan lapang dada atau qona`ah. Orang yang memiliki sifat qona`ah adalah orang yang memiliki kelapangan dada, jiwa besar, dan pandai menyukuri nikmat Allah Ta`ala, sedikit atau banyak. Dalam pandangan orang yang seperti ini, setiap nikmat Allah menunjukkan sifat Rahman dan Rahim-Nya kepada dirinya. Sesuatu yang sedikit jika disyukuri akan ditambah oleh Allah. Maka, bagaimana mungkin kita bisa menyukuri nikmat yang banyak, jika nikmat yang sedikit tak kita syukuri.</div>
<div dir="ltr">
Oleh karena itu, orang yang bertakwa adalah orang yang pandai bersyukur. Semakin banyak syukur kepada Allah semakin banyak Allah limpahkan kebaikan kepadanya. Semakin sedikit bersyukur semakin sedikit nikmat Allah yang ada pada diri kita.</div>
<div dir="ltr">
Qona`ah berarti hidup sederhana, hidup bersahaja. Hidup sederhana tidak berarti membenci harta dan lari dari kekayaan. Dalam Islam agama kita, harta bukan menjadi tujuan tapi perantara untuk memuluskan langkah kehidupan dalam mengabdi kepada Allah. Titik tekan qona`ah adalah menjalani kehidupan di dunia yang sementara ini dengan tidak sombong, boros dan berlebih-lebihan.</div>
<div dir="ltr">
Pujilah Allah selalu atas segala kenikmatan yang diberikan-Nya. Tidak mengeluh dan putus asa atas apa yang belum diraih dari keinginan. Bersyukur kepada Allah merupakan kunci bagi orang yang ingin didaulat sebagai hamba yang bertakwa. Berbahagialah seseorang yang hidup sederhana, bersahaja, pandai menyukuri nikmat Allah, sedikit atau banyak. Rasul SAW bersabda :</div>
<div dir="rtl">
طُوبَى لِمَنْ هُدِيَ لِلإسْلاَمِ وَكَانَ عَيْشُهُ كَفَافاً وَقَنِعَ بِهِ</div>
<div dir="ltr">
“Beruntunglah orang yang diberi petunjuk kepada Islam, hidupnya sederhana, dan ia rela atasnya.” (HR. Turmudzi).</div>
<div dir="ltr">
Demikianlah khutbah Idul Fitri pada pagi hari ini. Harapan bagi kita semua adalah semoga Allah menjadikan kita golongan orang-orang yang dapat meraih predikat bertakwa setelah kita keluar dari Ramadhan dengan empat ciri yang disebutkan oleh Sayidina Ali, menjadi orang bertakwa dengan selalu merasa takut kepada Allah, mengamalkan Al-Quran, menyiapkan bekal untuk kehidupan setelah kematian, dan senantiasa menyukuri semua nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita.</div>
<div dir="ltr">
Terakhir, marilah bersama kita berdoa, menadahkan tangan kita berharap curahan rahmat dan berkah kepada Allah SWT dalam hidup kita:</div>
<div dir="rtl">
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ .</div>
<div dir="ltr">
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.</div>
<div dir="rtl">
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا .</div>
<div dir="ltr">
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.</div>
<div dir="rtl">
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ .</div>
<div dir="ltr">
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-42170010819539035342017-06-22T11:32:00.001+05:002018-01-08T09:25:23.408+05:00KHUTBAH IDUL FITRI 2017<div dir="ltr">
KHUTBAH IDUL FITRI <u>2017</u><br />
HIKMAH DI BALIK AMPUNAN ALLAH</div>
<div dir="rtl">
اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ – اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ. وَأَعَزَّ جُنْدَهُ, وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ, لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّ لِنَهْتَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ وَمَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ, أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ وَعِيْدٌ كَرِيْمٌ, أَحَلَّ اللهُ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامَ فَهُوَ يَوْمُ تَسْبِيْحٍ وَتَحْمِيْدٍ وَتَهْلِيْلٍ وَتَعْظِيْمٍ وَتَمْجِيْدٍ فَسَبِّحُوْا رَبَّكُمْ وَعَظِّمُوْاهُ وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْاهُ<br />
Kaum muslimin-muslimat ingkang dipun mulyakaken Allah azza wa jalla<br />
Alhamdulillah kita saget kepanggih wonten enjang puniko kanthi keberkahan, lan dipun berbaki rahos parsaudaraan ugi ke khusyukan. Kita saget sami-sami angrawuhi sholat Idul Fitri saperlu ngagungaken lan nyukuri nikmat saking Allah SWT. Pramila, mangga, wonten wekdal ingkang </div>
<a name='more'></a>bahagia menika kita sami-sami ningkatakaten anggen kita taqwa dumateng Allah SWT kanthi nebihi sedaya awisan-awisanipun senahoso sak menika kita boten wonten ing dalem wulan Romadlon. Ugi kita tingkataken ketaatan nglampahi perintah-perintahipun Allah kanthi rahosipun manah ingkang ikhlas. Pakulinan kebiasaan sholat berjama’ah lan makmuraken masjid kanti pangibadatan wonten ingdalem wulan Romadlon mangga kita lajengaken, kita dadosaken pakulinan kebiasaan dan adat ingkang sahe. Mugi-mugi Allah tansah pinaringan kekiatan lan keistiqamahan lahir batin dumateng kita sedoyo. Aamiin Allahumma aamiin.<br />
الله اكبر.... الله اكبر.... الله اكبر.... ولله الحمد<br />
Poro Jamaah shalat idul fitri ingkang dipun mulyakaken Allah SWT.<br />
Dinten riyoyo Idul fitri merupakan setunggal dinten ingkang penuh berkah ugi hikmah lan mafaat ingkang saget dipun petik kagem ningkataken kualitas pagesangan kulo lan panjenengan sedoyo. Salah setunggaling riwayat ingkang magayutan kalian kautaman riyoyo idul fitri inggeh meniko riwayat saking panjenenganipun sahabat Ibnu Mas’ud ra, saking kanjeng rasul Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ingkang paring dawuh mekaten:<br />
إِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالِى؛ يَامَلآئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ أَجْرَهُ، وَعِبَادِيَ الَّذِيْنَ صَامُوْا شَهْرَهُمْ. وَخَرَجُوْا إِلَى عِيْدِهِمْ يَطْلُبُوْنَ أُجُوْرَهُمْ. اِشْهَدُوْا أَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ. فَيُنَادِى مُنَادٍ؛ يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ارْجِعُوْا إِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَّلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ باِلحَسَنَاتِ. فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى؛ يَاعِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَافْطِرْتُمْ لِي فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ.<br />
Artosipun: “Nalikane umat nabi nglaksanakke poso romadhon nuli banjur metu kanggo sholat riyoyo, mongko Allah ta’a paring dawuh, “Duh malaikatku, kabeh wong sing wes rampung kerjo nduweni hak nompo upah. Lan kawula-kawulaKu kang wus rampungan poso romadhon lan metu seko omah kanggo ngibadah sholat ied sakperlu nggolek ganjaran, mongko seksenono setuhune Ingsun temen wus paring pangapuro maring kawula-kawulaKu mau. Nuli ana suwara kang undang-undang: “Duh umate kanjeng nabi Muhammad, balio maring omah siro kabeh. Temen wus den ganti kealanan siro kabeh kelawan kabecikan. Maka Allah ta’ala paring dawuh: Hei kawula Ingsun, siro poso lan buko kerono Ingsun. Mongko podo ngadeko siro kabeh kanthi nggowo maghfiroh seko Ingsun.”<br />
الله اكبر.... الله اكبر.... الله اكبر.... ولله الحمد<br />
Poro Jamaah shalat idul fitri ingkang minulyo<br />
Allah azza wa jalla sampun maringi kekhususan utawi keistimewaan dumateng sedoyo umat kanjeng rasul Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kelawan wulan Ramadlan utawi wulan kesabaran. Setengah saking kekhususanipun injih meniko Allah badhe paring pangapuro dumaten tiang ingkang purun nindakaken siyam Ramadlan kanthi ikhlas lillahi ta’ala. Allah njanjekaken badhe ngumbah sedoyo dosa kulo lan panjenengan sedoyo kanthi toyo maghfiroh. Nuli Allah paring rizki awujud resikipun manah lan kanthi ngedalaken raos bungah wonten ing dinten riyoyo idul fitri.<br />
Wonten ing kitab al-Ittihaf dipun jelasaken bilih setuhune dino idul fitri iku dino kumpule kawulane Allah ingkang podo iman. Lan iku dadi isyarah maring akehe kawulane Allah kang podo oleh maghfirah. Dipun jelasaken ugi bilih dinten riyadin dipun wastani idul fitri keranten wonten ing dinten meniko Allah sampun maringifadhol dumateng sedoyo kawulo mukmin bi fadhlil maufur utawi kelawan kautamaan ingkang sampurno. Keranten meniko monggo sesarengan, sedoyo nikmat ingkang sampun kito tampi wonten dinten riyadin meniko, monggo tansah kito syukuri kanthi ngathahaken takbir lan tahmid kados dawuhipun kanjeng rasul (Zayyinu A’yadakum bit Takbiir). “Podo paesono riyoyo idul fitrimu kanthi ngekehake takbir, ngegungake Allah ta’ala.”<br />
الله اكبر.... الله اكبر.... الله اكبر.... ولله الحمد<br />
Poro Jamaah shalat idul fitri ingkang dipun mulyakaken Allah SWT.<br />
Maghfiroh ingkang sampun kito tampi dereng saget sampurno menawi kito dereng paring pangapunten dumateng sesami kito. Sebab, maghfiroh saking Allah merupakan pembelajaran dateng tiyang mukmin supados ugi paring pangapunten dumateng mukmin lintunipun. Menawi Allah meniko Dzat ingkang moho paring pangapunten, sampun sak mestinipun menawi kito ugi saget paring pangapunten dateng sederek-sederek kito sesami ummat Muslim.<br />
Paring pangapunten berarti ugi paring kalonggaran utawi kalodhangan dateng sinten kemawon ingkang mbetahaken bantuan saking kito. Kanthi paring pambiyantu dateng tiyang sanes ingkang mbetahaken bantuan, berarti ugi kito paring bantuan dateng badan kito piyambak. Kados ingkang sampun dipun ngendikaaken dening Rasulullah SAW: <br />
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ<br />
Sopo wonge paring bantuan marang wong mukmin ngentasake kesusahane ing ngalam dunyo, mongko Allah bakal ngentaske deweke seko kangelane wong mau ing dino kiyamat. Lan sopo wonge ngenthengake kerupekane wong liyo, mongko Alloh ugo bakal ngenthengake urusane deweke ing dunyo lan akhirat.<br />
Dhawuhipun Rasululloh menika negesaken dateng kito sedoyo, bilih sampun sak mestinipun antawisipun sesami tiyang Islam kedah saling dukung mendukung, lan saling bantu membantu ingdalem babakan kesahenan. Sahe meniko masalah ingkang magayutan kalian urusan dunyo ugi ingkang magayutan kaliyan urusan akhirat. Sebab, mbenjang wonten ing dinten kiyamat gusti Alloh bade paring batuan namung dateng kawulanipun ingkang purun naati perintahipun selami gesang wonten ing donya lan purun paring kesaenan dumateng sesami.<br />
Saling paring pangapunten ugi saling tulung tinulung meniko sifat aslinipun manungso, sebab manungso puniko makhluk sosial. Ananing keranten syetan lan nafsu ingkang dadosaken sifat dasar manungso kolowahu sering boten saget dipun lampahi lan nutupi manah ipun manungso. Mugio kita sedoyo pinaringan tetep Iman, Islam lan Ihsan aamiinx 3 yaa robbal aalaamiin. <br />
الله اكبر.... الله اكبر.... الله اكبر.... ولله الحمد<br />
Poro Jamaah shalat idul fitri ingkang dipun mulyakaken Allah SWT.<br />
Pesan sosial Ramadlan niki terlukiskan kanti indah sejuk guyub justru naliko detik-detik menit menit akhir Ramadlan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yang sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yang hidupnya berkecukupan dan orang-orang yang hidup kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya sebab كُلُّكُمْ عِيَالُ اللهِ , kalian semua adalah ummat Allah. <br />
<div dir="ltr">
Dalam kesempatan ini orang yang menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya sedangkan yang memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah SWT; sebagaimana yang terkandung dalam hadis Qurthubi:<br />
اِنّىِ رَأَيْتُ اْلبَارِحَةَ عَجَاً رَأَيْتُ مِنْ اُمَّتِى يَتَّقِى وَهَجَ النَّارَ وَشِرَرَهَا بِيَدِهِ عَنْ وَجْهِهِ فَجَائَتْ صَدَقَتُهُ فَصَارَتْ سِتْرًا مِنَ النَّارِ<br />
Artinya: "Aku semalam bermimpi melihat kejadian yang menakjubkan. Aku melihat sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api neraka. Kemudian datanglah shadaqah-nya menjadi pelindung dirinya dari api neraka." <br />
Poro Jamaah shalat idul fitri ingkang dipun mulyakaken Allah SWT.<br />
Menawi kito sampun paring pangapunten lan menunaikan zakat fithrah, tentu badhe krahos bangunan kekiatan umat Islam ingkang kiat. Menawi kito sampun paring pangapunten dateng sederek kito setunggal kemawon, badhe cukul tumbuh raos welas asih. Mekatenlah printahipun Allah SWT dateng umat Islam. Yakni sayogyanipun umat Islam meniko saget dados setunggaling bangunan ingkang kokoh kiat. Pasederekanipun sesami umat Islam meniko lir kados badan setunggal, menawi setunggalipun anggota badan wonten ingkang sakit, sedoyo badhe nderek ngrahosaken sakit. Selajengipun, Allah lan Rasulipun ugi merintahaken dateng kito, supados kito nutupi aibipun utawi kekiranganipun sederek-sederek kito. Menawi kito nutupi dateng awonipun utawi aibipun sesami, benjang wonten ing dinten kiyamat Allah badhe nutupi aib kito ateges gusti Allah bade paring pangapunten.<br />
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ<br />
Sopo wonge nutupi aibe utawa cacate kancane muslim, mongko Alloh bakal nutupi aibipun wong mau ing dunyo lan akhirot. Saktemene Alloh bakal nglindungi kawulane, selami kawula kolowahu ing dalem lindunganipun sederekipun.<br />
Mugi-mugi Alloh azza wa jalla tansah ndadosaken kito umat ingkang BERJAYA ing dunyo ugi ing akhirot. Mugi-mugi Alloh manggihaken dateng kito benjang wonten akhirot ing dalem suasono ingkang kebak pasederekan ingkang ngremenaken lan mugi kito kalebet golonganipun tiyang-tiyang ingkang bekjo pikantuk rohmat lan nikmatipun Allah SWT. Akhiripun, selamat hari raya idul fitri, 1 syawal 1438 H, Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum, kullu ‘amin wa antum bi khair, ja’alanallahu wa iyyakum minal ‘aidin wal faizin. Aamiin ya rabbal ‘alamin. <br />
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.</div>
<div dir="rtl">
الخطبة الثانية<br />
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ.<br />
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى جَعَلَ اْلأَعْيَادَ بِالأَفْرَاحِ وَالسُّرُوْرِ وَضَاعَفَ لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيْلَ اْلأُجُوْرِ، فَسُبْحَانَ مَنْ حَرَّمَ صَوْمَهُ وَأَوْجَبَ فِطْرَهُ وَحَذَّرَ فِيْهِ مِنَ الْغُرُوْرِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فَهُوَ أَحَقُّ مَحْمُوْدٍ وَأَجَلُّ مَشْكُوْرِ. أَشْهَدُ أَنَّ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً يَشْرَحُ اللهُ لَهَا لَنَا الصُّدُوْرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِىْ أَقَامَ مَنَارَ اْلإِسْلاَمِ بَعْدَ الدُّثُوْرِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا دَائِمَيْنِ مُتَلاَزِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ. أَمَّابَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هٰذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ. فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ. وَقَالَ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ؛ إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِىِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمٍِ الدِّيْنِ. وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.<br />
اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأْ َمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللّٰهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَنَا أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُبْتَدِعَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ وَاكْفِنَا شَرَّ الْحَاسِدِيْنَ. وَاكْفِنَا شَرَّ مَنْ يُؤْذِيْنَا وَأَهْلِكْ مَنْ أَرَادَنَا بِالسُّوْءِ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَِلإِِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِى قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اللهم تَقَبَّلْ مِنَّا صِيَامَ شَهْرَ رَمَضَانَ عَلَي مَاكَانَ فِيْهِ مِنْ تَسَاهُلِنَا وَاِلَّا بِفَضْلِكَ تَفَضَّلْ عَلَيْنَا. اللهم اسْتَجِبْ دُعَائَنَا وَاسْمَعْ فِيْهِ نِدَائَنَا وَقَوِّ اَبْدَانَنَا وَلَا تَرُدَّ اَيْدِيَنَا صِفْرًا اِلَي نُحُوْرِنَا بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ, وَاَعْتِقْ رِقَابَنَا وَرِقَابَ اَبَائِنَا وَاُمَّهَاتِنَا مِنَ النَّارِ, وَاجْعَلْنَا مِنَ المُتَّقِيْنَ الأَخْيَارِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا اَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً َوفِي الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّي اللهُ عَلَي خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَي اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلَامٌ عَلَي المُرْسَلِيْنَ. وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.<br />
اللهُ أَكْبَرُ، عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-61563302552790025542017-06-22T07:30:00.001+05:002018-01-08T09:26:50.711+05:00HUKUM TAKBIR BERJAMA’AH<div dir="ltr">
*HUKUM TAKBIR <u>BERJAMA’AH</u>*<br />
Oleh : Buya Yahya<br />
(Pegasuh LPD Al-Bahjah)</div>
<div dir="rtl">
بسم الله الرحمن الرحيم </div>
<div dir="rtl">
الحمد لله رب العالمين و الصلاة و السلام على رسول الله سيدنا محمد بن عبد الله و على أله و صحبه و من والاه. أما بعد</div>
<div dir="ltr">
*1. Takbir di Malam Hari Raya*</div>
<div dir="ltr">
Bertakbir di malam hari raya adalah merupakan sunnah Nabi Muhammad yang amat perlu untuk di lestarikan dalam menampakkan dan mengangkat syi’ar Islam.Para ulama dari masa kemasa sudah biasa mengajak ummat untuk melakukan takbir baik setelah sholat (Takbir Muqoyyad) atau di luar sholat (Takbir Mursal).</div>
<a name='more'></a><br />
<div dir="ltr">
Lebih lagi takbir dengan mengangkat suara secara kompak yang bisa menjadikan suara semakin bergema dan berwibawa adalah yang biasa dilakukan ulama dan ummat dari masa ke masa.<br />
Akan tetapi ada sekelompok kecil dari orang yang hidup di akhir zaman ini begitu berani mencaci dan membid’ahkan takbir bersama-sama. Dan sungguh pembid’ahan ini tidak pernah keluar dari mulut para salaf (ulama terdahulu).<br />
Mari kita cermati riwayat-riwayat berikut ini yang menjadi sandaran para ulama dalam mengajak bertakbir secara kompak dan bersama-sama.</div>
<div dir="ltr">
*A. Berdasarkan Hadits dalam Shohih Imam Bukhori No 971 yang diriwayatkan oleh Ummi Athiyah, beliau berkata* :</div>
<div dir="rtl">
كُنَّا نُؤْمَرُ أَنْ نَخْرُجَ يَوْمَ الْعِيدِ، حَتَّى نُخْرِجَ الْبِكْرَ مِنْ خِدْرِهَا، حَتَّى نُخْرِجَ الْحُيّاَضَ، فَيَكُنَّ خَلْفَ النَّاسِ فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ، وَيَدْعُونَ بِدُعَائِهِمْ يَرْجُونَ بَرَكَةَ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَطُهْرَتَهُ.(رواه البخاري)<br />
<br />
Artinya : “Kami diperintahkan untuk keluar pada hari raya sehingga para wanita-wanita yang masih gadispun diperintah keluar dari rumahnya, begitu juga wanita-wanita yang sedang haid dan mereka berjalan dibelakang para manusia (kaum pria) kemudian para wanita tersebut mengumandangkan takbir bersama takbirnya manusia (kaum pria)dan berdoa dengan doanya para manusia serta mereka semua mengharap keberkahan dan kesucian hari raya tersebut”.</div>
<div dir="ltr">
Di sebutkan dalam hadits tersebut<br />
فَيُكَبِّرْنَ بِتَكْبِيرِهِمْ <br />
Para wanita tersebut mengumandangkan takbir bersama takbirnya manusia. Itu menunjukan takbir terjadi secara berjamaah atau bersamaan. Bahkan dalam riwayat imam Muslim dengan kalimat”para wanita bertakbir bersama-sama orang-orang yang bertakbir :<br />
يُكَبِّرْنَ مَعَ النَّاس<br />
*B. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari sayyidina Umar bin Khottob dalam bab takbir saat di Mina *</div>
<div dir="rtl">
وَكَانَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يُكَبِّرُ فِي قُبَّتِهِ بِمِنًى فَيَسْمَعُهُ أَهْلُ الْمَسْجِدِ فَيُكَبِّرُونَ وَيُكَبِّرُ أَهْلُ الْأَسْوَاقِ حَتَّى تَرْتَجَّ مِنًى تَكْبِيرًا<br />
Artinya : “Sahabat umar bertakbir di qubahnya yang berada di tanah mina lalu penduduk masjid mendengarnya dan kemudian mereka bertakbir begitu penduduk pasar bertakbir sehingga tanah mina bergema dengan suara takbir” .</div>
<div dir="ltr">
Ibnu Hajar Al Asqolani (pensyarah besar kitab shohih buhkori) mengomentari kalimat : <br />
حَتَّى تَرْتَجَّ مِنًى تَكْبِيرًا <br />
Dengan</div>
<div dir="rtl">
"أي يَضْطَرِّبُ وَتَتَحَرَّكُ, وَهِيَ مُبَالَغَةٌ فِي اجْتِمَاعِ رَفْعِ الصَّوْتِ" </div>
<div dir="ltr">
Bergoncang dan bergerak, bergetar yaitu menunjukan kuatnya suara yang bersama-sama .<br />
<br />
*C. Berdasarkan apa yang dikatakan oleh Imam Syafi’i ra dalam kitab Al’um 1/264* :</div>
<div dir="rtl">
أَحْبَبْتُ أَنْ يَكُبِّرَ النَّاسُ جَمَاعَةً وَفُرَادًى فِي المَسْجِدِ وَالْأَسْوَاقِ وَالْطُرُقِ وَالْمَنَازِلِ والْمُسَافِرِيْنَ والْمُقِيْمِيْنَ فِي كُلِّ حَالٍ وَأَيْنَ كَانُوْا وَأَنَ يَظْهَرُوْا الْتَكْبِيْرَ "<br />
<br />
Artinya : “Aku senang(maksudnya adalah sunnah) orang-orang pada bertakbir secara bersama dan sendiri-sendiri, baik di masjid, pasar, rumah, saat bepergian atau rmukim dan setiap keadaan dan di manapun mereka berada agar mereka menampakkan(syi’ar) takbir”.<br />
<br />
*D. Tidak pernah ada dari ulama terdahulu yang mengatakan takbir secara berjamaah adalah bid’ah. Bahkan yang ada adalah justru sebaliknya anjuran dan contoh takbir bersama-sama dari ulama terdahulu.*<br />
<br />
*Kesimpulan Tentang Takbir Bersama-Sama* :</div>
<div dir="ltr">
1. Pernah terjadi takbir barsama-sama pada zaman Rasulullah dan para sahabat<br />
2. Anjuran dari Imam Syafi’i ra mewakili ulama salaf .<br />
3. Tidak pernah ada larangan takbir bersam-sama dan juga tidak ada perintah takbir harus sendiri-sendiri.Yang ada adalah anjuran takbir dan dzikir secara mutlaq baik secara sendirian atau berjamaah.<br />
4. Adanya pembid’ahan dan larangan takbir bersama-sama hanya terjadi pada orang-orang akhir zaman yang sangat bertentangan dengan salaf.<br />
<br />
*2. Menghidupkan Malam Hari Raya Dengan Ibadah*</div>
<div dir="ltr">
Hukum menghidupkan malam hari raya dengan amal ibadah. Sudah disepakati oleh para ulama 4 madzhab bahwa disunnahkan untuk kita menghidupkan malam hari raya dengan memperbanyak ibadah. Imam nawawi dalam kitab majmu’ berkata sudah disepakati oleh ulama bahwa dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan ibadah dan pendapat seperti ini juga yang ada dalam semua kitab fiqh 4 madzhab. Artinya kita dianjurkan untuk menghidupkan malam hari raya dengan sholat, berdzikir, dan membaca Al-Quran khususnya bertakbir. Karena malam hari raya adalah malam bergembira, banyak sekali hamba-hamba yang lalai pada saat itu maka sungguh sangat mulia yang bisa mengingat Allah di saat hamba-hamba pada lalai.</div>
<div dir="ltr">
*3. Yang dilakukan Santri dan Jama’ah Al Bahjah*</div>
<div dir="ltr">
1. Takbir keliling dalam upaya membesarkan syi’ar takbir.<br />
2. Kunjung dari masjid ke masjid untuk melakukan sholat sunnah.<br />
3. Menyimak tausyiah di beberapa masjid yang dikunjungi.<br />
<br />
Yang semua itu dalam upaya menjalankan sunnah yang dijelaskan oleh para ‘ulama tersebut di atas.<br />
Wallahu a’lam Bishshowaab.</div>
<div dir="ltr">
http://buyayahya.org/?p=3585</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-50502420571583884742017-06-21T01:49:00.001+05:002018-01-08T09:27:45.470+05:00Jangan Ragu Ucapkan Minal ‘Aidin Wal-Faizin<div dir="ltr">
*Jangan Ragu Ucapkan Minal ‘Aidin <u>Wal-</u><u>Faizin</u>*</div>
<div dir="ltr">
_oleh_ Faris Khoirul Anam<br />
(Aswaja NU Center Jawa Timur)</div>
<div dir="ltr">
Pada hari-hari di penghujung Ramadhan ini, beredar BC bertajuk 'Bagaimana Ucapan Idul Fitri yang Sesuai Sunnah?' Seingat saya, jelang hari raya di tahun-tahun sebelumnya, BC tersebut juga tersebar.</div>
<div dir="ltr">
Intinya, tulisan itu 'mempermasalahkan' beberapa hal yang telah menjadi tradisi kebiasaan umat Islam, khususnya di Indonesia.</div>
<div dir="ltr">
Berikut isi lengkap tulisan by no name yang menyebar via BB, WA, atau media sosial lainnya:<br />
<a name='more'></a></div>
<div dir="ltr">
"Sehubungan dengan akan datangnya Idul Fitri, sering kita dengar tersebar ucapan: “MOHON MAAF LAHIR&BATHIN”.</div>
<div dir="ltr">
Seolah-olah saat Idul Fithri hanya khusus untuk minta maaf.</div>
<div dir="ltr">
Sungguh sebuah kekeliruan, karena Idhul Fithri bukanlah waktu khusus untuk saling maaf memaafkan. Memaafkan bisa kapan saja tidak terpaku di hari Idul Fitri.</div>
<div dir="ltr">
Demikian Rasulullah mengajarkan kita. Tidak ada satu ayat Qur'an ataupun suatu Hadits yang menunjukan keharusan mengucapkan “Mohon Maaf Lahir & Batin ”di saat-saat Idul Fitri.</div>
<div dir="ltr">
Satu lagi, saat Idul Fithri, yakni mengucapan : “MINAL'AIDIN WAL FAIZIN”. Arti dari ucapan tersebut adalah: “Kita kembali&meraih kemenangan.”</div>
<div dir="ltr">
KITA MAU KEMBALI KEMANA? Apa pada ketaatan atau kemaksiatan? Meraih kemenangan? Kemenangan apa? Apakah kita menang melawan bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali berbuat keburukan?</div>
<div dir="ltr">
Satu hal lagi yang mesti dipahami, setiap kali ada yg ucapkan "Minal‘Aidin wal Faizin” Lantas diikuti dengan kalimat "Mohon Maaf Lahir&Batin ”.</div>
<div dir="ltr">
Karena mungkin kita mengira artinya adalah kalimat selanjutnya. Ini sungguh KELIRU luar biasa.</div>
<div dir="ltr">
Coba saja sampaikan kalimat itu pada saudara-saudara seiman kita di Pakistan, Turki, Saudi Arabia atau negara-negara lain.. PASTI PADA BINGUNG!</div>
<div dir="ltr">
Sebagaimana diterangkan di atas, dari sisi makna kalimat ini keliru sehingga sudah sepantasnya kita HINDARI.</div>
<div dir="ltr">
Ucapan yg lebih baik & dicontohkan langsung oleh para sahabat ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ , yaitu :</div>
<div dir="ltr">
"TAQOBBALALLAHU MINNA WA MINKUM" (Semoga Allah menerima amalku & amal kalian). Jadi lebih baik, ucapan/SMS/BBM kita: Taqobbalallahu minna wa minkum. (Selesai)</div>
<div dir="ltr">
*TANGGAPAN*</div>
<div dir="ltr">
*Riwayat 'Taqabbalallahu Minna wa Minkum' dan Ihwal Ucapan Selainnya*</div>
<div dir="ltr">
Riwayat yang menjelaskan ucapan 'Taqabbalallahu Minna wa Minkum' dituturkan oleh Muhammad bin Ziyad. Ia menceritakan kejadian kala bersama Abu Umamah al-Bahili dan lainnya dari sahabat Rasulullah SAW. Syahdan, sepulang dari Shalat Id, mereka saling mengatakan,</div>
<div dir="rtl">
تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ</div>
<div dir="ltr">
Imam Ahmad menjelaskan, sanad hadits Abu Umamah ini Jayyid</div>
<div dir="ltr">
Ali bin Tsabit berujar,</div>
<div dir="rtl">
سألت مالك بن أنس منذ خمس وثلاثين سنة وقال: لم يزل يعرف هذا بالمدينة.</div>
<div dir="ltr">
"Aku bertanya pada Malik bin Anas sejak 35 tahun. Dia menjawab, 'Hal (ucapan) ini selalu ditradisikan di Madinah."</div>
<div dir="ltr">
Dalam Sunan al-Baihaqi disebutkan:</div>
<div dir="rtl">
عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ وَاثِلَةُ: لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ.</div>
<div dir="ltr">
Diriwayatkan dari Khalid bin Ma'dan, ia berkata, "Aku bertemu Watsilah bin Asqa' pada hari Raya. Aku katakan padanya: Taqabbalallahu minna wa minka. Watsilah menanggapi, 'Aku pernah bertemu Rasulullah SAW pada hari raya, lantas aku katakan 'Taqabbalallahu minna wa minka'. Beliau menjawab, 'Ya, Taqabbalallahu minna wa minka."</div>
<div dir="ltr">
Kedua riwayat ini memberikan benang merah, ucapan 'Taqabbalallahu minna wa minka' merupakan bacaan yang disyariatkan (masyru') dan hukum mengucapkannya sunnah.</div>
<div dir="ltr">
*Apakah Ucapan Lain Tidak Boleh?*</div>
<div dir="ltr">
Ucapan selamat atau tahniah atas datangnya momen tertentu bisa saja merupakan tradisi atau adat. Sementara hukum asal suatu adat adalah boleh, selagi tidak ada dalil tertentu yang mengubah dari hukum asli ini. Hal ini juga merupakan madzhab Imam Ahmad. Mayoritas ulama menyatakan, ucapan selamat pada hari raya hukumnya boleh (lihat: al-Adab al-Syar'iyah, jilid 3, hal. 219).</div>
<div dir="ltr">
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan, ucapan selamat (tahniah) secara umum diperbolehkan, karena adanya nikmat, atau terhindar dari suatu musibah, dianalogikan dengan validitas sujud syukur dan ta'ziyah (lihat al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, jilid 14, hal 99-100).</div>
<div dir="ltr">
Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap ucapan baik, apalagi merupakan doa, dalam momen nikmat atau bahkan musibah, adalah sesuatu yang boleh, bahkan baik untuk dilakukan. Dengan kalam lain, ucapan di Idul Fitri yang terbaik memang 'taqabbalallahu minna wa minkum'. Namun bukan berarti doa dan ucapan lain yang baik itu tidak diperbolehkan.</div>
<div dir="ltr">
*Meluruskan Makna Minal 'Aidin Wal Faizin*</div>
<div dir="ltr">
Minal 'Aidin wal Faizin dalam bahasa Indonesia berarti 'Semoga kita termasuk orang yang kembali dan menuai kemenangan'.</div>
<div dir="ltr">
Kita yakin, orang yang mengucapkannya tidak akan memaknainya 'kembali pada kemaksiatan pascaramadhan, meraih kemenangan atas bulan Ramadhan sehingga kita bisa kembali berbuat keburukan'.</div>
<div dir="ltr">
Pun, jangan memaknai Minal 'Aidin Wal Faizin' dengan 'Mohon Maaf Lahir Batin', hanya karena biasanya dua kalimat itu beriringan satu sama lain. Itu sama saja dengan 'membahasa-Inggriskan' keset dengan welcome, dengan alasan tulisan itu biasanya ada di keset.</div>
<div dir="ltr">
Makna popular kalimat tersebut adalah 'Ja'alanallahu wa iyyakum minal 'aidin ilal fithrah wal faizin bil jannah' (Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai orang yang kembali pada fitrah dan menuai kemenangan dengan meraih surga).</div>
<div dir="ltr">
Jadi jangan khawatir. Maknanya bukan kembali ke perbuatan maksiat dan menang telah menaklukkan Ramadhan. Tanda orang yang diterima ibadahnya, ia makin meningkatkan ketaatan dan makin meninggalkan kemaksiatan (min 'alamati qabulit-tha'ah fa innah tajurru ila tha'atin ukhra).</div>
<div dir="ltr">
Apa makna fitrah? Setidaknya ia memiliki dua makna: Islam dan kesucian.</div>
<div dir="ltr">
Makna pertama diisyaratkan oleh hadits:</div>
<div dir="rtl">
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ</div>
<div dir="ltr">
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia (sebagai/seperti) Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR al-Bukhari dan Muslim)</div>
<div dir="ltr">
Sisi pengambilan kesimpulan hukum atau wajh al-istidlal-nya, Nabi telah menyebutkan agama-agama besar kala itu, namun Nabi tidak menyebutkan Islam. Maka fitrah diartikan sebagai Islam.</div>
<div dir="ltr">
Dengan ujaran lain, makna kembali ke fitrah adalah kembali ke Islam, kembali pada ajaran, akhlak, dan keluhuran budaya Islam.</div>
<div dir="ltr">
Makna fitrah yang kedua adalah kesucian. Makna ini berdasarkan hadits Nabi:</div>
<div dir="rtl">
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنْ الْفِطْرَةِ: الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْإِبِطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ</div>
<div dir="ltr">
"Fitrah itu ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut/menghilangkan bulu ketiak, dan memotong kumis." (HR. al-Bukhari dan Muslim)</div>
<div dir="ltr">
Kelima macam fitrah yang disebutkan dalam hadits ini kesemuanya kembali pada praktik kebersihan dan kesucian. Dapat disimpulkan kemudian bahwa makna fitrah adalah bersih dan suci.</div>
<div dir="ltr">
Jadi, 'minal 'Aidin ilal fithrah', berarti kita mengharap kembali menjadi orang bersih dan suci. Dengan keyakinan pada hadits Nabi, orang yang shiyam dan qiyam (berpuasa dan menghidupkan malam) di bulan Ramadhan, karena iman dan semata mencari ridha Allah, akan diampuni dosanya yang telah lalu. Harapannya, semoga kita seperti bayi yang baru lahir dari rahim ibu, bersih-suci dari salah dan dosa. Amin...</div>
<div dir="ltr">
Sementara panjatan doa "Semoga kita menuai kemenangan dengan meraih surga - Wal Faizin bil jannah", sangat terkait dengan tujuan puasa Ramadhan dan happy ending bagi orang yang berhasil membuktikan tujuan itu.</div>
<div dir="ltr">
Dalam al-Baqarah ayat 183 dijelaskan bahwa tujuan puasa Ramadhan adalah 'agar kalian bertakwa (la'allakum tattaqun)'.</div>
<div dir="rtl">
ياأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.</div>
<div dir="ltr">
Sedangkan Surat al-Hijr ayat 45 dan Ali Imran ayat 133 menjelaskan, bagi orang bertakwa itu hadiahnya adalah surga.</div>
<div dir="ltr">
Allah berfirman dalam al Hijr ayat 45:</div>
<div dir="rtl">
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ.</div>
<div dir="ltr">
Sedangkan dalam Ali Imran ayat 133 disebutkan:</div>
<div dir="rtl">
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ.</div>
<div dir="ltr">
Ringkasnya, puasa berdampak takwa. Takwa berhadiah surga.</div>
<div dir="ltr">
Hal inilah yang menjadi harapan orang yang berpuasa Ramadhan. Ia ingin dijadikan sebagai orang bertakwa dengan sebenarnya, dan mengharap menjadi salah satu penghuni surga.</div>
<div dir="ltr">
Itulah makna kemenangan yang terucap dalam 'wal faizin' itu. Bukan kemenangan atas Ramadhan, sehingga bebas melakukan keburukan karena merasa sudah 'menang'!</div>
<div dir="ltr">
*Minta Maaf di Idul Fitri Keliru?*</div>
<div dir="ltr">
Orang yang minta maaf di hari Raya, in syaa-Allah tidak meyakini minta maaf itu hanya khusus di hari Raya. Ini adalah ikhtiar untuk kesempurnaan ibadah.</div>
<div dir="ltr">
Islam agama paripurna. Tidak sempurna iman seseorang sampai dua sisi tali hablun minallah dan hablun minannas sama-sama dikuatkan. Dalam sekian hadits dijelaskan misalnya, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, 'hendaknya dia menghormati tamunya', 'hendaknya dia mengatakan yang baik atau diam', dan seterusnya.</div>
<div dir="ltr">
Surat al-Ma'un juga menjelaskan, pendusta hari pembalasan itu orang yang menolak anak yatim dan tidak memperdulikan orang miskin. Shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar (tanha 'anil fahsyaa-i wal munkar). Zakat atau sedekah itu membersihkan dan mensucikan mereka (tuthahhiruhum wa tuzakkihim biha).</div>
<div dir="ltr">
Dus, dari sekian penjelasan baik dari al-Qur'an maupun Sunnah itu, akhirnya seorang muslim sangat memahami, ada misi kebaikan secara vertikal dan horizontal. Siapa yang mengaku bertauhid, harus baik pula dalam wilayah sosial. Kalau puasa Ramadhan adalah hubungan baik secara vertikal, mengapa kemudian untuk minta maaf pascaramadhan sebagai ranah sosial dilarang?</div>
<div dir="ltr">
_Wallahu a'lam.¬¬_</div>
<div dir="ltr">
Akhirul kalam.<br />
Selamat merayakan Idul Fitri.<br />
Taqabbalallahu minna wa minkum.<br />
Minal 'aidin wal faizin.<br />
Mohon maaf lahir batin.</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-56127718849724727532017-05-28T17:08:00.001+05:002018-01-08T09:28:17.603+05:00Boleh tidak puasa<div dir="ltr">
Disebutkan di dalam kitab Risalah tentang puasa karangan guru kami Syaikh Muhammad Al Khotib, yang mana beliau menukil dari kitab Bughyatul Mustarsyidin karangan Habib Abdurrohman Al Masyhur:</div>
<div dir="ltr">
Tidak boleh untuk membatalkan puasa (mokel) bagi para pekerja keras (seperti petani, tukang, dsb.) kecuali apabila terpenuhi syarat-syaratnya yaitu ada 6:</div>
<div dir="ltr">
1. Tidak memungkinkan untuk menunda pekerjaannya sampai bulan Syawwal.</div>
<a name='more'></a><br />
<div dir="ltr">
2. Tidak memungkinkan untuk bekerja di malam hari, kecuali apabila seperti jika dilakukan pada malam hari hasilnya kurang maksimal.</div>
<div dir="ltr">
3. Apabila tetap puasa saat bekerja maka akan ada kesulitan yang sangat (seperti akan pingsan, sakit, atau penyakitnya semakin parah).</div>
<div dir="ltr">
4. Hendaknya tetap berniat di malam hari dan tetap puasa di pagi hari, baru ketika ada udzur (seperti yg disebutkan di atas) dia membatalkan puasanya.</div>
<div dir="ltr">
5. Hendaknya ketika makan dia berniat mengambil keringanan (Rukhsoh) tersebut, untuk membedakan mokel yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan, sebagaimana orang sakit juga harus niat Tarokkhus ketika ingin membatalkan puasanya.</div>
<div dir="ltr">
6. Hendaknya dia tidak berniat dengan melakukan pekerjaan tersebut hanya agar boleh tidak puasa, jika niatnya seperti itu maka hukumnya mokel bagi dia tetap haram, seperti musafir yang ketika bepergian hanya bermaksud untuk agar boleh tidak berpuasa.</div>
<div dir="ltr">
Apabila terpenuhi syarat2 tersebut maka boleh hukumnya membatalkan puasa. Jika tidak maka dia berdosa besar dan wajib bagi pemimpin untuk melarang dan menghukumnya, karena disebutkan di dalam hadits "Barang siapa yang mokel sehari di bulan Romadhon tanpa udzur maka tidak akan bisa ditambal dengan puasa setahun penuh". Wallahu <u>A'lam</u></div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-29587822513796769372017-05-26T21:04:00.001+05:002018-01-08T09:28:57.953+05:00Dalil tahlil<div dir="ltr">
Acara tahlilan, biasanya berisikan acara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, dzikir(Tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istighfar, dll), Sholawat dan lain sebagainya yg bertujuan supaya amalan tsb, selain untuk yang membacanya juga bisa bermanfaan bagi si mayit.<br />
Berikut kami sampaikan beberapa dalil yang menerangkan sampainya amalan tsb (karena keterbatasan ruang & waktu maka kami sampaikan sementara dalil yg dianggap urgen saja, Insya Alloh akan disambung karena masih ada beberapa dalil hadits & pendapat ulama terutama ulama yang sering dijadikan sandaran sodara kita yg tidak menyetujui adanya acara tahlilan diantaranya pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah, Imam Ibnul Qoyyim, Imam As-Saukani dll..</div>
<a name='more'></a><br />
DALIL SAMPAINYA AMALIYAH BAGI MAYIT<br />
1. Dalil Alqur’an: <br />
Artinya:” Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo’a :” Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami” (QS Al Hasyr: 10) <br />
Dalam ayat ini Allah SWT menyanjung orang-orang yang beriman karena mereka memohonkan ampun (istighfar) untuk orang-orang beriman sebelum mereka. Ini menunjukkan bahwa orang yang telah meninggal dapat manfaat dari istighfar orang yang masih hidup. <br />
2. Dalil Hadits <br />
a. Dalam hadits banyak disebutkan do’a tentang shalat jenazah, do’a setelah mayyit dikubur dan do’a ziarah kubur. <br />
Tentang do’a shalat jenazah antara lain, Rasulullah SAW. bersabda: <br />
Artinya:” Dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulullah SAW. – setelah selesai shalat jenazah-bersabda:” Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka” (HR Muslim). <br />
<div dir="ltr">
Tentang do’a setelah mayyit dikuburkan, Rasulullah saw. bersabda: <br />
Artinya: Dari Ustman bin ‘Affan ra berkata:” Adalah Nabi SAW. apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda:” mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya” (HR Abu Dawud) <br />
Sedangkan tentang do’a ziarah kubur antara lain diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra bahwa ia bertanya kepada Nabi SAW.: <br />
Artinya:” bagaimana pendapatmu kalau saya memohonkan ampun untuk ahli kubur ? Rasul SAW. menjawab, “Ucapkan: (salam sejahtera semoga dilimpahkan kepada ahli kubur baik mu’min maupun muslim dan semoga Allah memberikan rahmat kepada generasi pendahulu dan generasi mendatang dan sesungguhnya –insya Allah- kami pasti menyusul) (HR Muslim). <br />
b. Dalam Hadits tentang sampainya pahala shadaqah kepada mayyit <br />
Artinya: Dari Abdullah bin Abbas ra bahwa Saad bin Ubadah ibunya meninggal dunia ketika ia tidak ada ditempat, lalu ia datang kepada Nabi SAW. unntuk bertanya:” Wahai Rasulullah SAW. sesungguhnya ibuku telah meninggal sedang saya tidak ada di tempat, apakah jika saya bersedekah untuknya bermanfaat baginya ? Rasul saw. menjawab: Ya, Saad berkata:” saksikanlah bahwa kebunku yang banyak buahnya aku sedekahkan untuknya” (HR Bukhari). <br />
c. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Saum <br />
Artinya: Dari ‘Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW. bersabda:” Barang siapa yang meninggal dengan mempunyai kewajiban shaum (puasa) maka keluarganya berpuasa untuknya”(HR Bukhari dan Muslim)<br />
d. Dalil Hadits Tentang Sampainya Pahala Haji <br />
Artinya: Dari Ibnu Abbas ra bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi saw. dan bertanya:” Sesungguhnya ibuku nadzar untuk hajji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukah haji untuknya ? rasul menjawab: Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya ? bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar (HR Bukhari) <br />
3. Dalil Ijma’ <br />
a. Para ulama sepakat bahwa do’a dalam shalat jenazah bermanfaat bagi mayyit. <br />
b. Bebasnya hutang mayyit yang ditanggung oleh orang lain sekalipun bukan keluarga. Ini berdasarkan hadits Abu Qotadah dimana ia telah menjamin untuk membayar hutang seorang mayyit sebanyak dua dinar. Ketika ia telah membayarnya nabi saw. bersabda: <br />
Artinya:” Sekarang engkau telah mendinginkan kulitnya” (HR Ahmad) <br />
4. Dalil Qiyas <br />
Pahala itu adalah hak orang yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu tidak ada halangan sebagaimana tidak dilarang menghadiahkan harta untuk orang lain di waktu hidupnya dan membebaskan utang setelah wafatnya. <br />
Islam telah memberikan penjelasan sampainya pahala ibadah badaniyah seperti membaca Alqur’an dan lainnya diqiyaskan dengan sampainya puasa, karena puasa adalah menahan diri dari yang membatalkan disertai niat, dan itu pahalanya bisa sampai kepada mayyit. Jika demikian bagaimana tidak sampai pahala membaca Alqur’an yang berupa perbuatan dan niat.<br />
Adapun dalil yang menerangkan shadaqah untuk mayit pada hari-hari tertentu seperti hari ke satu, dua sampai dengan ke tujuh bahkan ke-40 yaitu hadits marfu’ mursal dari tiga orang tabi`ien yaitu Thaus, Ubaid bin Umair dan Mujahid yang dapat dijadikan qaid kepada hadits-hadits mutlak (tidak ada qaid hari-hari untuk bershadaqah untuk mayit) di atas:<br />
a. Riwayat Thaus :<br />
Bahwa orang-orang mati itu akan mendapat fitnah (ujian) di dalam alam kubur mereka tujuh hari. Maka mereka (para sahabat) itu menganjurkan untuk memberi shadaqah makanan atas nama mereka selama hari-hari itu.<br />
b. Sebagai tambahan dari riwayat Ubaid bin Umair:<br />
Terjadi fitnah kubur terhadap dua golongan orang yaitu orang mukmin dan orang munafiq. Adapun terhadap orang mukmin dilakukan tujuh hari dan terhadap orang munafiq dilakukan 40 hari.<br />
c. Ada lagi tambahan dalam riwayat Mujahid yaitu <br />
Ruh-ruh itu berada diatas pekuburan selama tujuh hari, sejak dikuburkan tidak memisahinya.<br />
Kemudian dalam beberapa hadits lain menyatakan bahwa kedua malaikat Munkar dan Nakir itu mengulangi pertanyaan-pertanyaan tiga kali dalam satu waktu. Lebih jelas dalam soal ini dapat dibaca dalam buku “Thulu’ ats-tsuraiya di izhaari makana khafiya” susunan al Imam Suyuty dalam kitab “ Al-Hawi lil fatawiy” jilid II.</div>
<div dir="ltr">
Tambahan:<br />
Sampainya Hadiah Bacaan Al-qur’an untuk mayyit (Orang Mati)<br />
A. Dalil-dalil Hadiah Pahala Bacaan<br />
1. Hadits tentang wasiat ibnu umar tersebut dalam syarah aqidah Thahawiyah Hal :458 :<br />
“Dari ibnu umar Ra. : “Bahwasanya Beliau berwasiat agar diatas kuburnya nanti sesudah pemakaman dibacakan awa-awal surat albaqarah dan akhirnya. Dan dari sebagian muhajirin dinukil juga adanya pembacaan surat albaqarah”<br />
Hadits ini menjadi pegangan Imam Ahmad, padaha imam Ahmad ini sebelumnya termasuk orang yang mengingkari sampainya pahala dari orang hidup kepada orang yang sudah mati, namun setelah mendengar dari orang-orang kepercayaan tentang wasiat ibnu umar tersebut, beliau mencabut pengingkarannya itu. (mukhtasar tadzkirah qurtubi halaman 25).<br />
Oleh karena itulah, maka ada riwayat dari imam Ahmad bin Hnbal bahwa beliau berkata : “ Sampai kepada mayyit (pahala) tiap-tiap kebajikan karena ada nash-nash yang dating padanya dan juga karena kaum muslimin (zaman tabi’in dan tabiuttabi’in) pada berkumpul disetiap negeri, mereka membaca al-qur’an dan menghadiahkan (pahalanya) kepada mereka yang sudah meninggal, maka jadialah ia ijma . (Yasaluunaka fid din wal hayat oleh syaikh DR Ahmad syarbasy Jilid III/423).<br />
2. Hadits dalam sunan Baihaqi danan isnad Hasan<br />
“ Bahwasanya Ibnu umar menyukai agar dibaca keatas pekuburan sesudah pemakaman awal surat albaqarah dan akhirnya”<br />
Hadits ini agak semakna dengan hadits pertama, hanya yang pertama itu adalah wasiat sedangkan ini adalah pernyataan bahwa beliau menyukai hal tersebut.<br />
3. Hadits Riwayat darulqutni<br />
“Barangsiapa masuk kepekuburan lalu membaca qulhuwallahu ahad (surat al ikhlash) 11 kali, kemudian menghadiahkan pahalanya kepada orang-orang yang telah mati (dipekuburan itu), maka ia akan diberi pahala sebanyak orang yang mati disitu”.<br />
4. Hadits marfu’ Riwayat Hafidz as-salafi<br />
“ Barangsiapa melewati pekuburan lalu membaca qulhuwallahu ahad (surat al ikhlash) 11 kali, kemudian menghadiahkan pahalanya kepada orang-orang yang telah mati (dipekuburan itu), maka ia akan diberi pahala sebanyak orang yang mati disitu”.<br />
(Mukhtasar Al-qurtubi hal. 26).<br />
5. Hadits Riwayat Thabrani dan Baihaqi<br />
“Dari Ibnu Umar ra. Bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Jika mati salah seorang dari kamu, maka janganlah menahannya dan segeralah membawanya ke kubur dan bacakanlah Fatihatul kitab disamping kepalanya”.<br />
6. Hadits riwayat Abu dawud, Nasa’I, Ahmad dan ibnu Hibban:<br />
“Dari ma’qil bin yasar dari Nabi SAW., Beliau bersabda: “Bacakanlah surat yaasin untuk orang yang telah mati diantara kamu”.<br />
B. Fatwa Ulama Tentang Sampainya Hadiah Pahala Bacaan kepada Mayyit<br />
1. Berkata Muhammad bin ahmad al-marwazi : <br />
“Saya mendengar Imam Ahmad bin Hanbal berkata : “Jika kamu masuk ke pekuburan, maka bacalah Fatihatul kitab, al-ikhlas, al falaq dan an-nas dan jadikanlah pahalanya untuk para penghuni kubur, maka sesungguhnya pahala itu sampai kepada mereka. Tapi yang lebih baik adalah agar sipembaca itu berdoa sesudah selesai dengan: “Ya Allah, sampaikanlah pahala ayat yang telah aku baca ini kepada si fulan…” (Hujjatu Ahlis sunnah waljamaah hal. 15)<br />
2. Berkata Syaikh aIi bin Muhammad Bin abil lz :<br />
“Adapun Membaca Al-qur’an dan menghadiahkan pahalanya kepada orang yang mati secara sukarela dan tanpa upah, maka pahalanya akan sampai kepadanya sebagaimana sampainya pahala puasa dan haji”. (Syarah aqidah Thahawiyah hal. 457).<br />
3. Berkata Ibnu taymiyah :<br />
“sesungguhnya mayyit itu dapat beroleh manfaat dengan ibadah-ibadah kebendaan seperti sedekah dan seumpamanya”. (yas alunka fiddin wal hayat jilid I/442).<br />
Di atas adalah kitab ibnu taimiah berjudul majmuk fatawa jilid 24 pada hal. 324. Ibnu taimiah ditanya mengenai seseorang yang bertahlil, bertasbih,bertahmid,bertakbir dan menyampaikan pahala tersebut kepada simayat muslim lantas ibnu taimiah menjawab amalan tersebut sampai kepada si mayat dan juga tasbih, takbir dan lain-lain zikir sekiranya disampaikan pahalanya kepada si mayat maka ianya sampai dan bagus serta baik.<br />
Mengapa Wahhabi menolak dan menyesatkan amalan ini.<br />
Di atas adalah kitab ibnu tamiah berjudul majmuk fatawa juz 24 hal. 324.ibnu taimiah di tanya mengenai seorang yang bertahlil 70000 kali dan menghadiahkan kepada si mayat muslim lantas ibnu taimiah mengatakan amalan itu adalah amat memberi manafaat dan amat baik serta mulia.<br />
4. Berkata Ibnu qayyim al-jauziyah:<br />
“sesuatu yang paling utama dihadiahkan kepada mayyit adalah sedekah, istighfar, berdoa untuknya dan berhaji atas nama dia. Adapun membaca al-qur’an dan menghadiahkan pahalanya kepada mayyit secara sukarela dan tanpa imbalan, maka akan sampai kepadanya sebagaimana pahala puasa dan haji juga sampai kepadanya (yasaaluunaka fiddin wal hayat jilid I/442)<br />
Berkata Ibnu qayyim al-jauziyah dalam kitabnya Ar-ruh : “Al Khallal dalam kitabnya Al-Jami’ sewaktu membahas bacaan al-qur’an disamping kubur” berkata : Menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad ad-dauri, menceritakan kepada kami yahya bin mu’in, menceritakan kepada kami Mubassyar al-halabi, menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Ala’ bin al-lajlaj dari bapaku : “ Jika aku telah mati, maka letakanlah aku di liang lahad dan ucapkanlah bismillah dan baca permulaan surat al-baqarah disamping kepalaku karena seungguhnya aku mendengar Abdullah bin Umar berkata demikian.<br />
Ibnu qayyim dalam kitab ini pada halaman yang sama : “Mengabarkan kepadaku Hasan bin Ahmad bin al-warraq, menceritakan kepadaku Ali-Musa Al-Haddad dan dia adalah seorang yang sangat jujur, dia berkata : “Pernah aku bersama Ahmad bin Hanbal, dan Muhammad bin Qudamah al-juhairi menghadiri jenazah, maka tatkala mayyit dimakamkan, seorang lelaki kurus duduk disamping kubur (sambil membaca al-qur’an). Melihat ini berkatalah imam Ahmad kepadanya: “Hai sesungguhnya membaca al-qur’an disamping kubur adalah bid’ah!”. Maka tatkala kami keluar dari kubur berkatalah imam Muhammad bin qudamah kepada imam ahmad bin Hanbal : “Wahai abu abdillah, bagaimana pendapatmu tentang Mubassyar al-halabi?. Imam Ahmad menjawab : “Beliau adalah orang yang tsiqah (terpercaya), apakah engkau meriwayatkan sesuatu darinya?. Muhammad bin qodamah berkata : Ya, mengabarkan kepadaku Mubasyar dari Abdurahman bin a’la bin al-laj-laj dari bapaknya bahwa dia berwasiat apabila telah dikuburkan agar dibacakan disamping kepalanya permulaan surat al-baqarah dan akhirnya dan dia berkata : “aku telah mendengar Ibnu Umar berwasiat yang demikian itu”. Mendengar riwayat tersebut Imam ahmad berkata : “Kembalilah dan katakan kepada lelaki itu agar bacaannya diteruskan (Kitab ar-ruh, ibnul qayyim al jauziyah).<br />
5. Berkata Sayaikh Hasanain Muhammad makhluf, Mantan Mufti negeri mesir : “ Tokoh-tokoh madzab hanafi berpendapat bahwa tiap-tiap orang yang melakukan ibadah baik sedekah atau membaca al-qur’an atau selain demikian daripada macam-macam kebaikan, boleh baginya menghadiahkan pahalanya kepada orang lain dan pahalanya itu akan sampai kepadanya.<br />
6. Imam sya’bi ; “Orang-orang anshar jika ada diantara mereka yang meninggal, maka mereka berbondong-bondong ke kuburnya sambil membaca al-qur’an disampingnaya”. (ucapan imam sya’bi ini juga dikutip oleh ibnu qayyim al jauziyah dalam kitab ar-ruh hal. 13).<br />
7. Berkata Syaikh ali ma’sum : “Dalam madzab maliki tidak ada khilaf dalam hal sampainya pahala sedekah kepada mayyit. Menurut dasar madzab, hukumnya makruh. Namun ulama-ulama mutakhirin berpendapat boleh dan dialah yang diamalkan. Dengan demikian, maka pahala bacaan tersebut sampai kepada mayyit dan ibnu farhun menukil bahwa pendapat inilah yang kuat”. (hujjatu ahlisunnah wal jamaah halaman 13).<br />
8. Berkata Allamah Muhammad al-arobi: Sesungguhnya membaca al-qur’an untuk orang-orang yang sudah meninggak hukumnya boleh (Malaysia : Harus) dan sampainya pahalanya kepada mereka menurut jumhur fuqaha islam Ahlusunnah wal-jamaah walaupun dengan adanya imbalan berdasarkan pendapat yang tahqiq . (kitab majmu’ tsalatsi rosail).<br />
9. Berkata imam qurtubi : “telah ijma’ ulama atas sampainya pahala sedekah untuk orang yang sudah mati, maka seperti itu pula pendapat ulama dalam hal bacaan al-qur’an, doa dan istighfar karena masing-masingnya termasuk sedekah dan dikuatkan hal ini oleh hadits : “Kullu ma’rufin shadaqah / (setiapkebaikan adalah sedekah)”. (Tadzkirah al-qurtubi halaman 26).<br />
Begitu banyaknya Imam-imam dan ulama ahlussunnah yang menyatakan sampainya pahala bacaan alqur’an yang dihadiahkan untuk mayyit (muslim), maka tidak lah kami bisa menuliskan semuanya dalam risalah ini karena khawatir akan terlalu panjang.<br />
C. Dalam Madzab Imam syafii<br />
Untuk menjelaskan hal ini marilah kita lihat penuturan imam Nawawi dalam Al-adzkar halaman 140 : “Dalam hal sampainya bacaan al-qur’an para ulama berbeda pendapat. Pendapat yang masyhur dari madzab Syafii dan sekelompok ulama adalah tidak sampai. Namun menurut Imam ahmad bin Hanbal dan juga Ashab Syafii berpendapat bahwa pahalanya sampai. Maka lebih baik adalah si pembaca menghaturkan doa : “Ya Allah sampaikanlah bacaan yat ini untuk si fulan…….”<br />
Tersebut dalam al-majmu jilid 15/522 : “Berkata Ibnu Nahwi dalam syarah Minhaj: “Dalam Madzab syafii menurut qaul yang masyhur, pahala bacaan tidak sampai. Tapi menurut qaul yang Mukhtar, adalah sampai apabila dimohonkan kepada Allah agar disampaikan pahala bacaan tersebut. Dan seyogyanya memantapkan pendapat ini karena dia adalah doa. Maka jika boleh berdoa untuk mayyit dengan sesuatu yang tidak dimiliki oleh si pendoa, maka kebolehan berdoa dengan sesuatu yang dimiliki oleh si pendoa adalah lebih utama”.<br />
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam madzab syafei terdapat dua qaul dalam hal pahala bacaan :<br />
1. Qaul yang masyhur yakni pahala bacaan tidak sampai<br />
2. Qaul yang mukhtar yakni pahala bacaan sampai. <br />
Dalam menanggapai qaul masyhur tersebut pengarang kitab Fathul wahhab yakni Syaikh Zakaria Al-anshari mengatakan dalam kitabnya Jilid II/19 :<br />
“Apa yang dikatakan sebagai qaul yang masyhur dalam madzhab syafii itu dibawa atas pengertian : “Jika alqur’an itu tidak dibaca dihadapan mayyit dan tidak pula meniatkan pahala bacaan untuknya”.<br />
Dan mengenai syarat-syarat sampainya pahala bacaan itu Syaikh Sulaiman al-jamal mengatakan dalam kitabnya Hasiyatul Jamal Jilid IV/67 :<br />
“Berkata syaikh Muhammad Ramli : Sampai pahala bacaan jika terdapat salah satu dari tiga perkara yaitu : 1. Pembacaan dilakukan disamping kuburnya, 2. Berdoa untuk mayyit sesudah bacaan Al-qur’an yakni memohonkan agar pahalanya disampaikan kepadanya, 3. Meniatkan samapainya pahala bacaan itu kepadanya”.<br />
Hal senada juga diungkapkan oleh Syaikh ahmad bin qasim al-ubadi dalam hasyiah Tuhfatul Muhtaj Jilid VII/74 :<br />
“Kesimpulan Bahwa jika seseorang meniatkan pahala bacaan kepada mayyit atau dia mendoakan sampainya pahala bacaan itu kepada mayyit sesudah membaca Al-qur’an atau dia membaca disamping kuburnya, maka hasilah bagi mayyit itu seumpama pahala bacaannya dan hasil pula pahala bagi orang yang membacanya”.<br />
Namun Demikian akan menjadi lebih baik dan lebih terjamin jika ;<br />
1. Pembacaan yang dilakukan dihadapan mayyit diiringi pula dengan meniatkan pahala bacaan itu kepadanya.<br />
2. Pembacaan yang dilakukan bukan dihadapan mayyit agar disamping meniatkan untuk si mayyit juga disertai dengan doa penyampaian pahala sesudah selesai membaca.<br />
Langkah seperti ini dijadikan syarat oleh sebagian ulama seperti dalam kitab tuhfah dan syarah Minhaj (lihat kitab I’anatut Tahlibin Jilid III/24).<br />
D. Dalil-dalil orang yang membantah adanya hadiah pahala dan jawabannya<br />
1. Hadis riwayat muslim :<br />
“Jika manusia, maka putuslah amalnya kecuali tiga : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya”<br />
Jawab : Tersebut dalam syarah Thahawiyah hal. 456 bahwa sangat keliru berdalil dengan hadist tersebut untuk menolak sampainya pahala kepada orang yang sudah mati karena dalam hadits tersebut tidak dikatakan : “inqata’a intifa’uhu (terputus keadaannya untuk memperoleh manfaat). Hadits itu hanya mengatakan “inqatha’a ‘amaluhu (terputus amalnya)”. Adapun amal orang lain, maka itu adalah milik (haq) dari amil yakni orang yang mengamalkan itu kepadanya maka akan sampailah pahala orang yang mengamalkan itu kepadanya. Jadi sampai itu pahala amal si mayyit itu. Hal ini sama dengan orang yang berhutang lalu dibayarkan oleh orang lain, maka bebaslah dia dari tanggungan hutang. Akan tetapi bukanlah yang dipakai membayar hutang itu miliknya. Jadi terbayarlah hutang itu bukan oleh dia telah memperoleh manfaat (intifa’) dari orang lain.<br />
2. Firman Allah surat an-najm ayat 39 :<br />
“ Atau belum dikabarkan kepadanya apa yang ada dalam kitab nabi musa dan nabi Ibrahim yang telah memenuhi kewajibannya bahwa seseorang tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwasanya tiada yang didapat oleh manusia selain dari yang diusahakannya”.<br />
Jawab : Banyak sekali jawaban para ulama terhadap digunakannya ayat tersebut sebagai dalil untuk menolak adanya hadiah pahala. Diantara jawaban-jawaban itu adalah :<br />
a. Dalam syarah thahawiyah hal. 1455 diterangkan dua jawaban untuk ayat tersebut :<br />
1. Manusia dengan usaha dan pergaulannya yang santun memperoleh banyak kawan dan sahabat, melahirkan banyak anak, menikahi beberapa isteri melakukan hal-hal yang baik untuk masyarakat dan menyebabkan orang-orang cinta dan suka padanya. Maka banyaklah orang-orang itu yang menyayanginya. <br />
Merekapun berdoa untuknya dan mengahadiahkan pula pahala dari ketaatan-ketaatan yang sudah dilakukannya, maka itu adalah bekas dari usahanya sendiri. Bahkan masuknya seorang muslim bersama golongan kaum muslimin yang lain didalam ikatan islam adalah merupakan sebab paling besar dalam hal sampainya kemanfaatan dari masing-masing kaum muslimin kepada yang lainnya baik didalam kehidupan ini maupun sesudah mati nanti dan doa kaum muslimin yang lain. <br />
Dalam satu penjelasan disebutkan bahwa Allah SWT menjadikan iman sebagai sebab untuk memperoleh kemanfaatan dengan doa serta usaha dari kaum mukminin yang lain. Maka jika seseorang sudah berada dalam iman, maka dia sudah berusaha mencari sebab yang akan menyampaikannya kepada yang demikian itu. (Dengan demikian pahala ketaatan yang dihadiahkan kepadanya dan kaum mukminin sebenarnya bagian dari usahanya sendiri).<br />
2. Ayat al-qur’an itu tidak menafikan adanya kemanfaatan untuk seseorang dengan sebab usaha orang lain. Ayat al-qur’an itu hanya menafikan “kepemilikan seseorang terhadap usaha orang lain”. Allah SWT hanya mengabarkan bahwa “laa yamliku illa sa’yah (orang itu tidak akan memiliki kecuali apa yang diusahakan sendiri). <br />
Adapun usaha orang lain, maka itu adalah milik bagi siapa yang mengusahakannya. Jika dia mau, maka dia boleh memberikannya kepada orang lain dan pula jika ia mau, dia boleh menetapkannya untuk dirinya sendiri. (jadi huruf “lam” pada lafadz “lil insane” itu adalah “lil istihqaq” yakni menunjukan arti “milik”).<br />
Demikianlah dua jawaban yang dipilih pengarang kitab syarah thahawiyah.<br />
b. Berkata pengarang tafsir Khazin :<br />
“Yang demikian itu adalah untuk kaum Ibrahin dan musa. Adapun ummat islam (umat Nabi Muhammad SAW.), maka mereka bias mendapat pahala dari usahanya dan juga dari usaha orang lain”.<br />
Jadi ayat itu menerangkan hokum yang terjadi pada syariat Nabi Musa dan Nabi Ibrahim, bukan hukum dalam syariat nabi Muhammad SAW. Hal ini dikarenakan pangkal ayat tersebut berbunyi :<br />
“ Atau belum dikabarkan kepadanya apa yang ada dalam kitab nabi musa dan nabi Ibrahim yang telah memenuhi kewajibannya bahwa seseorang tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwasanya tiada yang didapat oleh manusia selain dari yang diusahakannya”.<br />
c. Sahabat Nabi, Ahli tafsir yang utama Ibnu Abbas Ra. Berkata dalam menafsirkan ayat tersebut :<br />
“ ayat tersebut telah dinasakh (dibatalkan) hukumnya dalam syariat kita dengan firman Allah SWT : “Kami hubungkan dengan mereka anak-anak mereka”, maka dimasukanlah anak ke dalam sorga berkat kebaikan yang dibuat oleh bapaknya’ (tafsir khazin juz IV/223).<br />
Firman Allah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas Ra sebagai penasakh surat an-najm ayat 39 itu adalah surat at-thur ayat 21 yang lengkapnya sebagai berikut :<br />
“Dan orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti mereka dengan iman, maka kami hubungkan anak cucu mereka itu dengan mereka dan tidaklah mengurangi sedikitpun dari amal mereka. Tiap-tiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya”.<br />
Jadi menurut Ibnu abbas, surat an-najm ayat 39 itu sudah terhapus hukumnya, berarti sudah tidak bias dimajukan sebagai dalil.<br />
d. Tersebut dalam Nailul Authar juz IV ayat 102 bahwa kata-kata : “Tidak ada seseorang itu…..” Maksudnya “tidak ada dari segi keadilan (min thariqil adli), adapun dari segi karunia (min thariqil fadhli), maka ada bagi seseorang itu apa yang tidak dia usahakan.<br />
Demikianlah penafsiran dari surat An-jam ayat 39. Banyaknya penafsiran ini adalah demi untuk tidak terjebak kepada pengamalan denganzhahir ayat semata-mata karena kalau itu dilakukan, maka akan banyak sekali dalil-dalil baik dari al-qur’an maupun hadits-hadits shahih yang ditentang oleh ayat tersebut sehingga menjadi gugur dan tidak bias dipakai sebagai dalil.<br />
3. Dalil mereka dengan Surat al-baqarah ayat 286 :<br />
“Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya. Baginya apa yang dia usahakan (daripada kebaikan) dan akan menimpanya apa yang dia usahakan (daripada kejahatan)”.<br />
Jawab : Kata-kata “laha maa kasabat” menurut ilmu balaghah tidak mengandung unsur hasr (pembatasan). Oleh karena itu artinya cukup dengan : “Seseorang mendapatkan apa yang ia usahakan”. Kalaulah artinya demikian ini, maka kandungannya tidaklah menafikan bahwa dia akan mendapatkan dari usaha orang lain. Hal ini sama dengan ucapan : “Seseorang akan memperoleh harta dari usahanya”. Ucapan ini tentu tidak menafikan bahwa seseorang akan memperoleh harta dari pusaka orang tuanya, pemberian orang kepadanya atau hadiah dari sanak familinya dan para sahabatnya. Lain halnya kalau susunan ayat tersebut mengandung hasr (pembatasan) seperti umpamanya :<br />
“laisa laha illa maa kasabat”<br />
“Tidak ada baginya kecuali apa yang dia usahakan atau seseorang hanya mendapat apa yang ia usahakan”.<br />
4. Dalil mereka dengan surat yasin ayat 54 :<br />
“ Tidaklah mereka diberi balasan kecuali terhadap apa yang mereka kerjakan”.<br />
Jawab : Ayat ini tidak menafikan hadiah pahala terhadap orang lain karena pangkal ayat tersebut adalah :<br />
“Pada hari dimana seseorang tidak akan didhalimi sedikitpun dan seseorang tidak akan diberi balasan kecuali terhadap apa yang mereka kerjakan”<br />
Jadi dengan memperhatikan konteks ayat tersebut dapatlah dipahami bahwa yang dinafikan itu adalah disiksanya seseorang sebab kejahatan orang lain, bukan diberikannya pahala terhadap seseorang dengan sebab amal kebaikan orang lain (Lihat syarah thahawiyah hal. 456).<br />
(ringkasan dari Buku argumentasi Ulama syafi’iyah terhadap tuduhan bid’ah,Al ustadz haji Mujiburahman, halaman 142-159, mutiara ilmu)<br />
Semoga menjadi asbab hidayah bagi <u>Ummat</u></div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-19351072227563605802017-05-26T17:16:00.001+05:002018-01-08T09:29:27.820+05:00Aneka niat menyambut Puasa Ramadhan<div dir="rtl">
نية رمضان لسيدي الحبيب أبي بكر العدني ابن علي المشهور<br />
Niat menyambut bulan Ramadhan oleh AlHabib Abubakar AlAdeni AlMasyhur</div>
<div dir="rtl">
نوينا مانواه النبي صلى الله عليه وسلم والسلف الصالح من آل البيت الكرام والصحابه الأعلام</div>
<div dir="ltr">
Kami niat sebagaimana niat Nabi SAW dan para salafuna shalih dari para ahlulbait nabi yang mulia dan para sahabat yang agung</div>
<div dir="rtl">
ونوينا القيام بحق الصيام على الوجه الذي يُرضي الملك العلاّم<br />
Kami niat melaksanakan puasa dengan sesempurna mungkin yang membuat ridho raja semesta alam Allah SWT<br />
</div>
<a name='more'></a><br />
ونوينا المحافظة على القيام وحفظ الجوارح عن المعاصي والآثام<br />
Kami niat menjaga sholat tarawih dan menjaga angota badan dari segala maksiat dan dosa<br />
<div dir="rtl">
ونوينا تلاوة القرآن وكثرة الذكر والصلاة والسلام على سيد الأنام ونوينا تجنب الغيبة والنميمة والكذب وأسباب الحرام<br />
Kami niat rutin membaca alqur'an dan banyak berdzikir serta sholawat pada nabi muhammad pemimpin manusia dan menjauhi ghibah, adu domba , berdusta dan segala hal yang menyebabkan perkara yang haram dan dosa</div>
<div dir="rtl">
ونوينا كثرة الصدقات ومواساة الأرامل والفقراء والأيتام</div>
<div dir="ltr">
Kami niat banyak bersodaqoh dan menyantuni para janda janda ,orang-orang fakir juga anak anak yatim</div>
<div dir="rtl">
ونوينا كمال الإلتزام بآداب الإسلام والصلاة في الجماعة في أوقاتها بانتظام <br />
Kami niat menjaga dengan sebaik baiknya akhlak-akhlak yang di ajarkan dalam agama islam serta menjaga sholat jama'ah tepat pada waktunya dengan sempurna</div>
<div dir="rtl">
ونوينا كل نية صالحة نواها عباد الله الصالحون في العشر الأوائل والأواسط والأواخر وليلة القدر في سائر الليالي والأيام<br />
kami niat dengan semua niat niat baik yang telah di niatkan para sholihin di 10 pertama , 10 kedua serta 10 terakhir dan malam lailatul qodar juga di setiap malam dan harinya</div>
<div dir="rtl">
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم</div>
<div dir="rtl">
بسر <u>الفاتحة</u></div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-10830737153401764942017-05-10T12:34:00.000+05:002017-05-10T12:34:56.017+05:00Kuliah ke Al Azhar Kairo Mesir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3X5rP_zXW5ydro3j0bfekifVwPmeMdtCyurGUK56ZQHnc3DjdPmDk3eE_rVlvdK3G8BqRbhlw1ZLQUVmwCN_DCkQ_BxC7xLs_KuTazzSOgLU_3yComNVpUaa8K3oU8O9HosQpTcwVHpM/s1600/logo.png" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="65" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3X5rP_zXW5ydro3j0bfekifVwPmeMdtCyurGUK56ZQHnc3DjdPmDk3eE_rVlvdK3G8BqRbhlw1ZLQUVmwCN_DCkQ_BxC7xLs_KuTazzSOgLU_3yComNVpUaa8K3oU8O9HosQpTcwVHpM/s400/logo.png" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Berikut ini segala ketentuan dan persyaratan Kuliah ke Universitas Al Azhar Kairo Mesir</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">A. Persyaratan dan Ketentuan Seleksi</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Peserta mengisi formulir
pendaftaran online melalui laman website <a href="http://diktis.kemenag.go.id/"><span style="color: #869b20; text-decoration-line: none;">http://diktis.kemenag.go.id</span></a><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Menyiapkan berkas
sebagai berikut: a). Fotokopi ijazah/pondok pesantren/sederajat yang telah
dilegalisir oleh lembaga pendidikan setempat b). Ijazah yang dimaksud usianya
tidak lebih dari dua tahun atau maksimal keluaran tahun 2015, c). Bagi yang
belum memiliki Ijazah (lulusan tahun ini) dapat melampirkan surat keterangan
lulus dari sekolah/madrasah, d). Pasfoto berwarna ukuran 3x4 sebanyak dua
lembar, e). KTP atau kartu pelajar (meski tidak </span></div>
<a name='more'></a>diminta, akan tetapi biasanya
diminta menunjukan untuk menghindari praktik joki ujian).<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Berkas persyararatan
yang dimaksud di atas diserahkan langsung pada pelaksanaan seleksi di lokasi
seleksi pada tanggal <b>(Belum dijadwalkan) </b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo1; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Peserta harus mengikuti
seleksi sesuai dengan lokasi pilihan pendaftaran yang dipilih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"> B. Waktu Pendaftaran dan Tempat Pelaksanaan</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Pendaftaran online
melalui website Diktis dapat dilakukan pada tanggal <b>(Belum dijadwalkan)
</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo2; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Waktu pelaksanaan
seleksi yaitu pada hari Kamis, <b>(Belum dijadwalkan) </b>dengan
ketentuan:<o:p></o:p></span></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr>
<td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ujian Tulis<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">08.30-10.30 WIB atau
09.30-11.30 WITA<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ujian Lisan<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: .75pt .75pt .75pt .75pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Arial",sans-serif; font-size: 9.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10.45 WIB atau 11.45
WITA s.d. Selesai<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">3. Tim penguji adalah Alumni Timur Tengah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">4. Tempat pelaksanaan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">a.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">b.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Sumatera Utara<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">c.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Sultan Syarif Kasim
Pekanbaru<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">d.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Raden Fatah
Palembang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">e.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">f.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">g.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Alauddin Makassar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">h.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">UIN Arraniry Banda Aceh<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo3; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">i.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">IAIN Antasari
Banjarmasin<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"> C. Materi Ujian</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Ujian Tulis dengan
pengantar bahasa Arab, meliputi: Bahasa Arab (memahami teks, tata bahasa, dan
insya’), dan pengetahuan umum agama Islam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: list 36.0pt; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;">Ujian lisan dengan
pengantar bahasa Arab dengan materi; bahasa Arab (percakapan/<i>muhadtsah</i>,
terjemah, dan pemahaman teks), dan hafalan dan bacaan Al-Qur’an minimal 2 Juz.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"> D. Hasil Seleksi</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></div>
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt; line-height: 107%;">Hasil seleksi akan
diumumkan oleh Kementerian Agama tanggal <b>(Belum dijadwalkan) </b>melalui
website <a href="http://diktis.kemenag.go.id/">diktis.kemenag.go.id</a> atau juga dapat melalui laman <a href="http://maba.waag-azhar.or.id/">maba.waag-azhar.or.id</a></span></div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-72455577952159172242017-05-10T11:05:00.001+05:002017-05-10T11:05:13.779+05:00Wasiat Habib Umar Bin Hafidz Pada Bulan Sya'ban<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoC0Nl5wGZi0Vlh-EieG3YsoOy-FhMiLqzs1XfJ9mhm-g9J5g3EgPo_sgTzRqLwApxPF-yH6qF5puwImPx8GxkOjFBAjUw0rb_4G4QoWCMIcYFYTgqhRo0R5NEo4Q4tYrRNGVALqgaFBc/s1600/18193870_1748060955210363_4128285445269729428_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="113" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoC0Nl5wGZi0Vlh-EieG3YsoOy-FhMiLqzs1XfJ9mhm-g9J5g3EgPo_sgTzRqLwApxPF-yH6qF5puwImPx8GxkOjFBAjUw0rb_4G4QoWCMIcYFYTgqhRo0R5NEo4Q4tYrRNGVALqgaFBc/s200/18193870_1748060955210363_4128285445269729428_n.jpg" width="200" /></a>Wasiat Habib Umar Bin Hafidz Pada Bulan <u>Sya'ban</u></div>
<div dir="rtl">
أوصى الحبيب عمر بن حفيظ بهذا الذكر في شهر شعبان بقوله:</div>
<div dir="rtl">
١- أحببنا من أصحابنا أن يأتوا في شعبان بنصيب من ( لا إله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين ) وأقله ٤٠٠٠ مرة.</div>
<div dir="rtl">
٢- الاكثار من الصلاة على النبي بهذه الصيغة: اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد صلاةً نكون بها محبوبين لك ومحبوبين له في عافية.</div>
<div dir="ltr">
Habibana Umar bin Hafidz berwasiat agar kita membaca dzikir ini selama dibulan Sya'ban ini :</div>
<a name='more'></a> <br />
<div dir="ltr">
1. Wahai para kekasih kami dari teman-teman kami hendak nya kalian membaca dzikir ini dbulan Sya'ban : (LAA ILAHA ILLA ANTA SUBHAANAKA INNI KUNTU MINA DZOLIMIN ) paling sedikit 4000 x</div>
<div dir="ltr">
2. Perbanyak sholawat dengan sholawat ini : ALLAHUMMA SHOLLI WA SALLIM ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WA ALA ALIHI SAYYIDINA MUHAMMAD SHOLATAN NAKUNU BIHAA MAHBUUBINA LAKA WA MAHBUUBIINA LAHU FII AAFIYAH.</div>
<div dir="ltr">
Semoga Bermanfaat dan bisa <u>mengamalkannya</u></div>
</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-62423243158308123442017-05-09T05:06:00.001+05:002017-05-09T14:02:43.107+05:00kuliah di Universitas Al-Ahgaff Yaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://ibnmaknun.files.wordpress.com/2009/02/ahgaff.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://ibnmaknun.files.wordpress.com/2009/02/ahgaff.jpg" width="194" /></a></div>
<div dir="ltr">
Asslm.wr.wb. <br />
Diumumkan bagi seluruh yang berminat mendaftarkan diri kuliah di Universitas Al-Ahgaff <u>Yaman</u>, saat ini sudah dapat mendaftar kepada kami hingga akhir Ramadhan, adapun waktu dan lokasi tes akan kami sesuaikan nanti dengan masing-masing daerah.<br />
Persyaratan yang harus dipenuhi:<br />
1- Photo Copy Ijazah Aliyah/SMU sederajat dengan transkip nilai rata-rata minimal 7,5 (Komilatif) juga usia ijazah tidak boleh melebihi 3 tahun.<br />
2- Mengisi Formulir yg telah kami sediakan.<br />
3- Menyertakan surat rekomendasi dari sekolah/lembaga.<br />
Persyaratan dapat dikirim kepada kami melalui e-mail: ahgaff_indonesia@yahoo.com atau melalui WA ke nomer 08122212000/ 081357830987<br />
Wassalam...</div>
</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-28127104401702121982017-05-02T23:58:00.001+05:002017-05-10T10:53:01.105+05:00KEMULIAAN MALAM NISHFU SYA’BAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHehL6IPARyMr_qJzpBptLUt2eFpzaY3asIbxBi_Jqo9A4o9yiRTA5EikUP-iUZsYfY0oZ2RueuioT5X4OykLBJc02E9t9752S4XAndSEarI0iv2EIhswKghvBHXeXI-VtFqCSlafQHYA/s1600/Nisfu+Syaaban+2013.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="98" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHehL6IPARyMr_qJzpBptLUt2eFpzaY3asIbxBi_Jqo9A4o9yiRTA5EikUP-iUZsYfY0oZ2RueuioT5X4OykLBJc02E9t9752S4XAndSEarI0iv2EIhswKghvBHXeXI-VtFqCSlafQHYA/s1600/Nisfu+Syaaban+2013.jpg" width="200" /></a>KEMULIAAN MALAM NISHFU <u>SYA’BAN</u></div>
<div dir="ltr">
Oleh Habib Novel Bin Muhammad Alaydrus<br />
Pengasuh Majelis Ilmu Dan Dzikir AR-RAUDHAH, SOLO<br />
www.habibnovel.com</div>
<div dir="ltr">
SYA’BAN adalah bulan dilaporkannya amal saleh sepanjang tahun yang seringkali dilupakan kemuliaannya. Ketika ditanya oleh Sayidah ‘Aisyah rha mengapa beliau saw berpuasa di bulan SYA’BAN lebih banyak dibanding bulan-bulan lainnya, Rasulullah saw menjawab:</div>
<div dir="rtl">
</div>
<a name='more'></a>ذاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ<br />
"Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya'ban) amal-amal hamba itu diangkat (dilaporkan) kepada Tuhan alam semesta. Aku ingin amalku diangkat (dilaporkan) kepada Allah sedangkan aku dalam keadaan berpuasa." (HR Nasai)<br />
<div dir="ltr">
Dalam sebuah Hadits yang disampaikan oleh Khalifah Ali bin Abu Thalib disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:</div>
<div dir="rtl">
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. فَإِنَّ اللَّهَ يَنْزِلُ فِيهَا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا. فَيَقُولُ: أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ أَلاَ مُبْتَلًى فَأُعَافِيَهُ أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ<br />
Jika MALAM NISHFU SYA’BAN tiba, maka BERIBADAHLAH DI MALAM HARINYA dan BERPUASALAH DI SIANG HARINYA, karena sesungguhnya ketika matahari terbenam di MALAM NISHFU SYA’BAN Allah turun ke langit dunia dan berkata, “ADAKAH YANG MEMINTA AMPUN KEPADAKU SEHINGGA AKU MENGAMPUNINYA, ADAKAH YANG MEMINTA REZEKI (KARUNIA) KEPADAKU SEHINGGA AKU MEMBERINYA REZEKI, ADAKAH YANG SEDANG MENGALAMI MUSIBAH SEHINGGA AKU MENYEMBUHKANNYA (MENYELAMATKANNYA), ADAKAH…ADAKAH.., (Demikian Allah terus memberikan tawaran kepada hambaNYA) hingga tiba waktu Fajar. (HR Ibnu Majah)</div>
<div dir="ltr">
Para ulama salaf maupun khalaf, senantiasa mengajak umat untuk memuliakan bulan SYA’BAN dan terutama MALAM NISHFU SYA’BAN. Imam Syafi’I rahimahullah berkata:</div>
<div dir="rtl">
إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِيْ خَمْسِ لَيَالٍ: فِيْ لَيْلَةِ الجْـُمُعَةِ ، ولَيْلَةِ الأَضْحَى، ولَيْلَةِ الفِطْرِ، وأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، ولَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ<br />
Sesungguhnya doa akan dikabulkan di lima malam, yaitu: Malam Jum’at, Malam Hari Raya Idul Adha, Malam Idul Fitri, Malam Pertama Bulan Rajab dan MALAM NISHFU SYA’BAN (pertengahan SYA’BAN). (Lihat Sunanul Kubra AlBaihaqi, Darul Fikr, Juz.V, Hal.110)</div>
<div dir="ltr">
Dalam sebuah Hadits, Sayidah ‘Aisyah bercerita, “Pada suatu malam aku kehilangan Rasulullah saw (dari tempat tidur) kemudian aku mencarinya dan ternyata beliau berada di pemakaman Baqi’, sedang menengadahkan wajah beliau ke langit, kemudian beliau berkata, “Duhai ‘Aisyah, apakah engkau khawatir Allah dan RasulNYA akan mengurangi hakmu?” Maka aku (‘Aisyah) berkata, “Aku mengira engkau sedang mendatangi salah satu istrimu.” Maka Rasulullah saw bersabda:</div>
<div dir="rtl">
إنَّ الله ـ عَزَّ وَجَلَّ ـ يَنْزِلُ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبانَ إلى السَّماءِ الدُّنْيا فَيَغْفِرُ لأكْثَرَ مِنْ عَدَدِ شَعرِ غَنَمِ كَلْبٍ<br />
Di malam NISHFU SYA’BAN, ALLAH ‘Azza Wa Jalla turun ke langit dunia dan memberikan ampunan sebanyak bulu domba yang dimiliki oleh suku Kalb. (HR Tirmidzi Dan Ibnu Majah)<br />
Dalam kesempatan lain, Rasulullah saw bersabda:</div>
<div dir="rtl">
يَطَّلِعُ اللَّهُ إلَى جَمِيعِ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ<br />
Di MALAM NISHFU SYA’BAN, Allah mengawasi seluruh makhlukNYA dan mengampuni seluruh makhlukNYA kecuali seseorang yang menyekutukan Allah dan seseorang yang bermusuhan. (HR Thabrani dan Ibnu Hibban danlam Sahihnya)</div>
<div dir="ltr">
Jangan lupa share artikel di atas kepada semua umat Islam di manapun mereka berada….. :-) </div>
<div dir="ltr">
www.habibnovel.com</div>
</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-13997517755202076282017-04-29T00:00:00.001+05:002017-05-10T11:07:24.513+05:00Amalan di Bulan Syaaban<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Br-b4lrjqnjRyC_3eKHy-kSi5KvfmBLw1FWar_xgqYYECQIrKKc2QAwt72_pyjqH3B4KdXfO9B6F_jtaLxzZtIW7QKmDcMpdZ9QwEjhsIGkOEE0a-7-SGcL6TRrewlBOrH9J1uzeyBg/s1600/syaban.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="137" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Br-b4lrjqnjRyC_3eKHy-kSi5KvfmBLw1FWar_xgqYYECQIrKKc2QAwt72_pyjqH3B4KdXfO9B6F_jtaLxzZtIW7QKmDcMpdZ9QwEjhsIGkOEE0a-7-SGcL6TRrewlBOrH9J1uzeyBg/s1600/syaban.jpg" width="200" /></a></div>
<div dir="ltr">
*DATANGNYA BULAN SYA'BAN 1438H*</div>
<div dir="ltr">
Tepat pada ba'da magrib kamis kemarin, 27 April 2017 datang bulan Sya'ban 1438H, bulannya Rasullullah SAW.</div>
<div dir="ltr">
Rasullullah SAW Bersabda : "Barang Siapa yang memberitahukan berita datangnya bulan Sya'ban kepada yang lain, maka Haram Api Neraka Baginya". <br />
Dan marilah kita banyak2 berdzikir mengingat..... اَللّهُ ...</div>
<div dir="ltr">
Bismillahirrahmanirrahim..... 1. "Allahumma bariklana fii Sya'bana wa balighna Ramadhona".<br />
Artinya :<br />
"Ya Allah, berikanlah keberkahan dibulan Sya'ban dan sampaikanlah umurku menjumpai bulan <br />
<a name='more'></a>Ramadhan".</div>
<div dir="ltr">
2. Dianjurkan berdzikir antara lain: Astaghfirullah al adzhiim 100x, Tahmid & Takbir 100x, Shalawat Nabi 100x dan dzikir2 lainnya yang dapat dilakukan.</div>
<div dir="ltr">
3. Subhannallaah wal hamdulillaah, wa laa illaaha illallaah, wa laahu akbar, wa laa haulaa wa laa quwwataa, illaa billaahil aliyyil adzhiim.</div>
<div dir="ltr">
4. Pada tanggal 13, 14 dan 15 pertengahan bulan Sya'ban, yang jatuh pada hari Rabu, 10 Mei, Kamis, 11 Mei dan Jumat, 12 Mei, disarankan untuk puasa Ayyamul Bidh (puasa pertengahan bulan Sya'ban).</div>
<div dir="ltr">
5. MALAM NIFSYU SYA'BAN akan jatuh mulai ba'da maghrib pada hari Kamis, 11 Mei 2017, pada malam ke 15 bulan Sya'ban.<br />
Dianjurkan :<br />
- Membaca SURAT YASSIN sebanyak tiga (3)x.<br />
a. Surat Yassin yang pertama dibaca utk memohon panjang umur dan ketaatan/ketaqwaan serta dapat istiqomah kepada Allah SWT.<br />
b. Surat Yassin yang kedua dibaca utk memohon diluaskan rezeki yg halal dan menolak bala.<br />
c. Surat Yassin yang ketiga dibaca untuk memohon ditetapkan Iman Islam sampai akhir hayat.<br />
- Berdoa secara KHUSYUK meminta apa2 yang tersirat dalam hati, karena Malam Nifsyu Sya'ban adalah MALAM yang sangat IJABAH utk dikabulkannya semua doa2 dan hajat2 yang diinginkan.</div>
<div dir="ltr">
Amalan di Bulan <u>Syaaban</u> yang lain</div>
<div dir="ltr">
Antara amalan yang dianjurkan oleh alim ulama' di dalam bulan Syaaban:<br />
1) Perbanyakkan selawat ke atas Nabi s.a.w<br />
2) Menziarahi kubur</div>
<div dir="ltr">
Kenapa perlu perbanyakkan berselawat?<br />
- Kerana ayat al-Quran yang memerintahkan orang beriman berselawat ke atas Nabi s.a.w diturunkan di dalam bulan Syaaban. </div>
<div dir="rtl">
إِنَّ اللهَ وَ مَلائِکَتَهُ یُصَلُّونَ عَلَى النَّبِیِّ یا أَیُّهَا الَّذینَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَیْهِ وَ سَلِّمُوا تَسْلیما<br />
"Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya berselawat ke atas Nabi (s.a.w). Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah ke atas Baginda dan ucapkanlah salam ke atasnya" (Al-Ahzab: 56)</div>
<div dir="ltr">
Maka para ulama' berpendapat bulan Syaaban adalah bulan yang digalakkan untuk memperbanyakkan berselawat ke atas Baginda s.a.w sesuai dengan ayat yang diturunkan di dalam bulan ini.</div>
<div dir="ltr">
Kenapa perlu menziarahi kubur?<br />
- Sesuai dengan hadist, ketika di malam Nifsu Syaaban, Rasulullah s.a.w pergi ke perkuburan Baqi'. <br />
Nabi berdoa panjang di kubur Baqi'. Bukan sekadar doa untuk ahli kubur, malah termasuk doa-doa lain yang Nabi doakan di perkuburan Baqi'. Di sini menunjukkan Nabi berdoa di perkuburan, sedangkan Nabi boleh sahaja doa di dalam masjid, berdoa di dalam rumah, berdoa mengadap kiblat dan sebagainya. Nabi sendiri yang mengajarkan kepada kita diperbolehkan berdoa di sisi perkuburan.</div>
<div dir="ltr">
Di bulan Syaaban, menjadi kebiasaan orang Islam di Tanah Melayu atau Nusantara akan mengadakan kenduri-kenduri arwah. Orang-orang terdahulu susah untuk pulang ke kampung untuk menziarahi kubur ibu dan ayah mereka kerana kampungnya jauh mungkin di Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan sebagainya, maka mereka gantikan ziarah itu dengan kenduri arwah untuk mengirimkan doa-doa kepada ibu dan ayah mereka.</div>
<div dir="ltr">
<u>Wallahu'alam</u></div>
</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-14919949088874155232017-04-23T06:42:00.001+05:002017-04-23T06:44:43.632+05:00Live Streaming Peringatan Isra' Mi'raj dari Majelis Riyadhus Shalihin Ja...<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
monggo saat ini Live Streaming Peringatan Isra' Mi'raj dari Majelis Riyadhus Shalihin Jagalan Asem<br />
<br /></div>
https://www.youtube.com/watch?v=sEJUw-Mn79wH. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-85565044766678660932017-04-20T16:32:00.001+05:002018-01-08T09:30:08.218+05:00Beasiswa kedokteran muhammadiyah<div dir="ltr">
*A. Deskripsi Beasiswa Dokter Muhammadiyah*</div>
<div dir="ltr">
Beasiswa Dokter Muhammadiyah adalah suatu program bantuan biaya pendidikan yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kepada kader-kader Muhammadiyah. Beasiswa diberikan pada mahasiswa baru yang berasal dari Panti Asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah dan Pondok Pesantren Muhammadiyah/Aisyiyah yang mempunyai motivasi dan kemampuan akademik tinggi tetapi kurang mampu secara ekonomi. Beasiswa yang diberikan adalah biaya selama kuliah (SPP, DPP, bantuan biaya hidup, buku dan penelitian) kepada calon mahasiswa baru program studi Pendidikan Dokter dan Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.</div>
<a name='more'></a><br />
<div dir="ltr">
*B. Persyaratan Calon Penerima*</div>
<div dir="ltr">
1. Warga Negara Indonesia<br />
2. Lulus Sekolah Menengah Umum dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Tahun 2017, 2016 atau 2015.<br />
3. Pendidikan orang tua/ wali setinggi-tingginya S1 (Strata 1) atau Diploma 4<br />
4. Berpotensi akademik baik.<br />
5. Tidak buta warna.<br />
6. Tidak mampu secara ekonomi yang ditunjukkan oleh surat keterangan dari Kelurahan/ Desa setempat.<br />
7. Merupakan anak asuh Panti Asuhan Muhammadiyah/Aisyiyah atau Pondok Pesantren Muhammadiyah/Aisyiyah dari keluarga kurang mampu<br />
8. Merupakan kader Muhammadiyah</div>
<div dir="ltr">
*C. Cara Mendaftar*</div>
<div dir="ltr">
Cara mendaftar Beasiswa Dokter Muhammadiyah sebagai berikut :</div>
<div dir="ltr">
1. Mengisi formulir pendaftaran Beasiswa Dokter Muhammadiyah yang dikeluarkan oleh Biro Penerimaan Mahasiswa Baru UMY<br />
2. Melampirkan surat keterangan dari Panti Asuhan/Pondok Pesantren bahwa yang bersangkutan tinggal di Panti Asuhan/Pondok Pesantren minimal selama 2 tahun;<br />
3. Melampirkan surat keterangan dari Pimpinan Cabang atau Pimpinan Daerah Muhammadiyah;<br />
4. Melampirkan Surat Pernyataan Kesediaan mengabdi di Amal Usaha Muhammadiyah bidang Kesehatan di seluruh Wilayah Indonesia;<br />
5. Melampirkan fotokopi ijazah SMA yang dilegalisir (Bagi yang lulus tahun 2016 dan 2015);<br />
6. Melampirkan fotokopi raport SMA dari kelas 1 sampai dengan kelas 3 (6 semester) yang dilegalisir (Bagi yang lulus tahun 2016 dan 2015);<br />
7. Melampirkan fotokopi raport SMA dari kelas 1 sampai dengan kelas 3 (5 semester) yang dilegalisir (Bagi yang lulus tahun 2017);<br />
8. Melampirkan Surat keterangan tentang prestasi/ peringkat siswa di kelas dan bukti pendukung prestasi lain (Jika ada);<br />
Melampirkan fotokopi Kartu keluarga atau Surat Keterangan tentang susunan keluarga;<br />
9. Menyerahkan pasfoto hitam putih terbaru ukuran 3 x 4 sebanyak 2 lembar (Foto sebaiknya sama dengan foto dalam ijazah);<br />
10. Surat Keterangan tidak mampu dari Kelurahan atau Kecamatan;<br />
11. Surat Keterangan Gaji Orang Tua dari tempat kerja orang tua atau surat keterangan penghasilan dari Kelurahan/Desa setempat;<br />
12.Bagi pendaftar yang sudah yatim/piatu/yatim piatu, dapat melampirkan fotokopi surat/akta kematian orang tua dari Desa/ Kelurahan setempat;<br />
13. Melampirkan Profil atau Program Pengembangan Amal Usaha Muhammadiyah oleh Pimpinan Muhammadiyah setempat;<br />
Foto rumah/tempat tinggal keluarga tampak depan, samping, dan dalam (dicetak dan ditempel di kertas).</div>
<div dir="ltr">
<a href="http://www.umy.ac.id/kuliah-di-umy/beasiswa/beasiswa-dokter-muhammadiyah">http://www.umy.ac.id/kuliah-di-umy/beasiswa/beasiswa-dokter-muhammadiyah</a></div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-64591290152804078472017-04-16T02:07:00.001+05:002017-04-16T09:08:01.627+05:00Larangan Membenci Dan Menyakiti Ahlulbait<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://zahirahhafizan.com/wp-content/uploads/2015/12/Kubah-Hijau-Nabi-Muhammad-SAW.png?151b4f" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://zahirahhafizan.com/wp-content/uploads/2015/12/Kubah-Hijau-Nabi-Muhammad-SAW.png?151b4f" width="283" /></a></div>
<b>Larangan Membenci Dan Menyakiti Ahlulbait…</b><br />
<b><br /></b></div>
<div dir="ltr">
Banyak sekali ayat al-Qur’an dan hadits tentang larangan membenci ahlu bait Rasulullah ﷺ dan menyakiti mereka.<br />
Oleh sebab itu, setiap muslim yang ingin menyelamatkan imannya hendaklah berhati-hati, jangan sampai membenci salah seorang dari ahlu bait Rasulullah ﷺ sebab dapat membahayakan iman dan kehidupannya di akhirat, dan termasuk orang yang menyusahkan beliau ﷺ.</div>
<div dir="ltr">
Para ulama menyebutkan hadits-hadits yang menerangkan, bahwa orang yang menyakiti ahli bait berarti menyakiti Nabi ﷺ dan barangsiapa yang menyakiti Nabi ﷺ maka sama dengan menyakiti Allah سبحانهوتعالى. dan ia berhak mendapat kutukan, siksaan, dan masuk dalam ancaman Allah سبحانهوتعالى sebagaimana dalam firman-Nya:</div>
<div dir="ltr">
إن الذين يؤذون الله ورسوله لعنهم الله فى الدنيا والآخرة وأعد لهم عذابا اليما</div>
<a name='more'></a><br />
<div dir="rtl">
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasulnya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.”(QS. 33, al-Ahzab: 57)</div>
<div dir="ltr">
وما كان لكم ان تؤذوا رسول الله</div>
<div dir="rtl">
“Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah.”</div>
<div dir="ltr">
(QS. 33, al-Ahzab: 53)</div>
<div dir="ltr">
Di dalam hadits disebutkan:</div>
<div dir="ltr">
إن النبي صلى الله عليه وسلم قال وهو على المنبر ما بال اقوام يؤذوننى فى نسبى وذوى رحمى الا من آذى نسبى وذوى رحمى فقد آذانى ومن آذانى فقد آذى الله تعالى.</div>
<div dir="rtl">
Sesungguhnya Nabi ﷺ telah bersabda sedangkan beliau di atas mimbar: “Apa keadaan kaum yang menyakiti aku dalam nasab dan kerabatku. Ingat, barangsiapa yang menyakiti keturunanku dan orang-orang yang mempunyai hubungan denganku, berarti ia menyakiti aku, dan barangsiapa menyakiti aku, maka ia benar-benar menyakiti Allah Ta’ala.” (HR. at-Thabrani dan al-Baihaqi)</div>
<div dir="ltr">
انا حرب لمن حاربهم وسلم لمن سالمهم</div>
<div dir="rtl">
“Sesungguhnya saya memerangi orang-orang yang memerangi ahli bait saya, dan saya memberi jaminan selamat kepada orang-orang yang berdamai dengan ahli bait saya.”</div>
<div dir="ltr">
(HR. at-Turmudzi, Ibnu Majah dan al-Hakim)</div>
<div dir="ltr">
إن الله حرم الجنة على من ظلم اهل بيتى او قاتلهم او اعان عليهم او سبهم</div>
<div dir="rtl">
“Sesungguhnya Allah melarang masuk surga terhadap orang yang menganiaya ahlu baitku, atau orang yang memerangi mereka, atau orang yang membantu orang yang memerangi mereka, atau orang yang memaki-maki mereka.” (HR. Imam Ahmad)</div>
<div dir="ltr">
إن النبي صلى الله عليه و سلم قال لو ان رجلا صفن بين الركن والمقام و صلى وصام ثم مات وهو مبغض لأهل بيت محمد صلى الله عليه وسلم دخل النار</div>
<div dir="rtl">
Sesungguhnya Nabi ﷺ bersabda: “Andaikata seorang laki-laki berdiri antara hajar aswad dan maqam Ibrahim melakukan sholat dan puasa, kemudian meninggal dunia sedangkan ia membenci ahlu bait Nabi Muhammad ﷺ , maka ia masuk neraka.” (HR at-Thabrani dan al-Hakim)</div>
<div dir="ltr">
قال عليه الصلاة والسلام اشتد غضب الله على من آذانى فى عترتى</div>
<div dir="rtl">
Rasulullah ﷺ telah<br />
bersabda:<br />
“Murka Allah سبحانهوتعالى menjadi sangat terhadap orang yang menyakiti aku tentang keluargaku.”(HR. Ad-Dailami)</div>
<div dir="ltr">
Sumber : Tanya Jawab Akidah Ahlussunnah wal Jamaah Karya Al-Habib Zein bin Ibrahim bin Smith Al-Alawi Al-Husaini</div>
<div dir="ltr">
mudah-mudahan kita termasuk orang yang cinta kepada Nabi Muhammad ﷺ dan keturunannya dan para sahabatnya<br />
agar kita juga termasuk orang yg dicintainya dan mendapatkan syafaat Nabi besar Muhammad ﷺ<br />
Aamin Allahumma Aamin...</div>
<div dir="ltr">
وَاللّهُ أعلَم بِالصَّوَاب</div>
</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-35561557706770137412017-04-15T14:24:00.001+05:002017-04-16T09:03:00.758+05:00Program Beasiswa Penuh MI AL IHSAN<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr">
*<b>Program Beasiswa Penuh MI AL <u>IHSAN</u></b>*<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDdIaWSAE2np6lw3IZqyktR4DmoJ9LFCWoVzQq9vU3zfv9JavqAXIQDk2xOgh7u_lphFaWqN6GLAVkYhb9lssql0zeEPNboB2CUQ6PeBkRl6wmOsfmTJ25H0MLkS3v3RQRCbkkYcVfNGE/s1600/17966369_1630805380280434_6068614326673017722_o.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDdIaWSAE2np6lw3IZqyktR4DmoJ9LFCWoVzQq9vU3zfv9JavqAXIQDk2xOgh7u_lphFaWqN6GLAVkYhb9lssql0zeEPNboB2CUQ6PeBkRl6wmOsfmTJ25H0MLkS3v3RQRCbkkYcVfNGE/s320/17966369_1630805380280434_6068614326673017722_o.jpg" width="226" /></a></div>
</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Assalamu'alaikum, </div>
<div dir="ltr">
*MI AL IHSAN* adalah institusi pendidikan selaras K-13 yang berfokus mengembangkan karakter dan aqidah anak sesuai dengan ajaran Islam(Aswaja). Sekolah *berbasis fun learning dan business child* ini menggunakan metode pesantren dalam pembelajaran. *MI Al Ihsan mencetak tahfidz dan business child sejak Dini.*</div>
<div dir="ltr">
Demi tercapainya cita-cita tersebut. MI AL IHSAN berkomitmen untuk memberikan *beasiswa penuh* untuk seluruh murid MI AL IHSAN. Beasiswa meliputi _*Pembelajaran gratis, Uang gedung gratis, Spp gratis, Asrama Gratis, Perlengkapan Sekolah Gratis seperti buku, seragam, modul pembelajaran dll.*_<br />
<a name='more'></a></div>
<a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a> <br />
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Pendidik MI Al Ihsan <br />
1. Lulusan S1 dan S2 Univ Negeri <br />
2. NATIVE SPEAKER *Pembicara Bule* Bahasa Inggris</div>
<div dir="ltr">
PROGRAM UNGGULAN SEKOLAH<br />
*English Day, Outing Class, Business Offline and Online Basic Child, Memanah, Berenang, Tahfidz, Banjari, Parent Day dan Cooking Class*</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Persyaratan Administrasi<br />
1. Ijazah TK<br />
2. Foto 3x4 (2lembar) <br />
3. Fc Akta<br />
4. Fc KK<br />
5. Mengisi Formulir (Langsung diambil di sekretariat MI Al Ihsan) </div>
<div dir="ltr">
_Pendaftaran Gelombang 1: 1Maret-30April |<br />
Gelombang 2 : 1Mei -30 Juni 2017_</div>
<div dir="ltr">
<br />
*CP : Bpk Silfina 0857 5599 4410( Indosat),<br />
Ibu Anggun 0822 4470 7272( Telkomsel)*<br />
Alamat: Jalan Sidodadi Nomor 25 Gang 07 Sememek, Kebon Agung.MALANG, JAWA TIMUR. </div>
<div dir="ltr">
<br />
*Share Program Beasiswa Penuh ini. Kesuksesan orang lain dan bangsa bisa jadi berasal dr Anda. Indahnya saling berbagi informasi yang manfaat karena kebaikannya akan terus berlipat dan pahalanya akan terus mengalir*</div>
</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1844159528336057593.post-86406250059765895892017-04-15T05:32:00.003+05:002017-04-15T13:21:17.265+05:00Beasiswa s1 yaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw_6kjkF0k5kqjdr8acFk_a22N-SNArL01k2_o8QjiJSC7MeogTRzDjSGBgfHBlLhHsbs7cDWBODF9V2jqX0m6O6P1k0xEh3OWosdXnUGl-1YBexUqJ4ZrywoaIH348uRw90P-3y_uD9E/s1600/yaman.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw_6kjkF0k5kqjdr8acFk_a22N-SNArL01k2_o8QjiJSC7MeogTRzDjSGBgfHBlLhHsbs7cDWBODF9V2jqX0m6O6P1k0xEh3OWosdXnUGl-1YBexUqJ4ZrywoaIH348uRw90P-3y_uD9E/s1600/yaman.jpg" width="200" /></a></div>
<div dir="ltr">
*<b>PROGRAM BEASISWA S1</b>*<br />
*Hadhramaut – Yaman*</div>
<div dir="ltr">
Assalamu 'Alaikum wr. Wb.<br />
Kabar gembira untuk segenap pecinta ilmu dan Hadhramaut, Negeri Seribu Wali. Al-Hamdulillah telah dibuka "Pendaftaran Program beasiswa S1" di Imam Shafie College, Mukalla, Hadhramaut – Yaman,</div>
<div dir="ltr">
Di bawah asuhan Al-’Allamah Al-Faqih Al-Murobbi Asy-Syaikh Muhammad bin Ali Ba’athiyah Ad-Dau'ani<br />
Periode ke-4 dari Indonesia, tahun 1438 H / 2017.<br />
<br /></div>
<div dir="ltr">
*A. Syarat Pendaftaran*</div>
<a name='more'></a><br />
1. Berijazah SMA atau setara.<br />
2. Pernah mengenyam pendidikan di Pesantren.<br />
3. Melampirkan Surat Rekomendasi dan izin dari Pengasuh Pesantren.<br />
4. Melampirkan foto copy KTP & KK.<br />
5. Umur tidak melewati 21 tahun.<br />
6. Mengikuti tes seleksi.<br />
7. Bersedia bermukim di LPD Al-Bahjah sebelum pemberangkatan.<br />
8. Berkas yang dibutuhkan bisa dikirimkan ke sekertariat atau bisa dikirimkan secara Online ke email : imamshafieindonesia@gmail.com<br />
<div dir="ltr">
<br />
*B. Waktu Pendaftaran*<br />
10 Rajab – 29 Ramadhan 1438 H<br />
7 April – 20 Juni 2017 </div>
<div dir="ltr">
<br />
*C. Waktu Seleksi*<br />
Syawal 1438 H (akhir Juni 2017)</div>
<div dir="ltr">
<br />
*D. Materi Seleksi*<br />
1. Bahasa Arab : Muhadatsah, Insya’ & Qiro’ah Kitab.<br />
2. baca Kitab<br />
3. Hafalan Al-Qur'an (jika ada).</div>
<div dir="ltr">
<br />
*E. Tempat Pendaftaran & Seleksi*</div>
<div dir="ltr">
*1. LPD Al-Bahjah*<br />
Jl. Pangeran Cakrabuana no. 179 Kel. Sendang, Kec. Sumber, Kab. Cirebon. CP : Ust. Mafahim Hp/Wa : 085315082882</div>
<div dir="ltr">
*2. Ma'had Dar El-Ulum El-Qur'aniyah*<br />
Jl. Soponyono RT/RW 04/02, Losari, Singosari, Malang.CP : Ust. Abdul Qodir Hp/Wa : 081334539215</div>
<div dir="ltr">
<br />
*F. Pengurus Hai’ah Al-Masyhur*<br />
Persatuan Mahasiswa Indonesia di Imam Shafie College<br />
CP (HP/WA) : <br />
- Madura : Ust. Ahmad Ayyub 085646305063<br />
- Malang : Ust. Imam Habibi Aziz 081333333809<br />
- Pasuruan : Ust. Abdul Aziz 081293782262<br />
- Jombang : Ust. Ahmad Fahim 085607049794<br />
- Jogja & Lombok : Ust. Sya’roni 085741788459</div>
<div dir="ltr">
Selengkapnya tentang profil Syeikh Muhammad Ba'athiyah, Imam Shafie College, Hai'ah Al-Masyhur serta Beasiswa, Pendaftaran & Seleksi di <a href="http://www.almasyhur.org/" target="_blank">www.almasyhur.org </a></div>
<div dir="ltr">
<br />
B. Indonesia : <a href="https://www.dropbox.com/s/d8mb6r1zhil0r26/Imam%20Shafie%20College%20Profile.pdf?dl=0">https://www.dropbox.com/s/d8mb6r1zhil0r26/Imam%20Shafie%20College%20Profile.pdf?dl=0</a></div>
<div dir="ltr">
<br />
B. Arab : <a href="http://www.mabaatiyah.com/daleel.pdf" target="_blank">www.mabaatiyah.com/daleel.pdf </a></div>
<div dir="ltr">
<br />
Jangan lupa sebarkan kepada yang lainnya. Dengan menyebarkan pesan ini anda telah berpartisipasi dalam kaderisasi calon Ulama' dan Da'i. Rasulullah s.a.w. bersabda yang artinya : "Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya". HR. <u>Muslim</u></div>
</div>
H. Umar Asrohttp://www.blogger.com/profile/02004675208909613958noreply@blogger.com0